JENO AS [SUAMI]

65K 5.4K 583
                                    

"sayang? kamu dimana?" aku mendengus geli ketika mendengar suara jeno yang sepertinya baru pulang dari kantor milik papa donghae.

suamiku itu sedang menjadi anak magang di sana sebelum benar-benar diangkat menjadi ceo perusahaan.

aku hanya diam, tanpa berniat menjawab karena saat ini aku sedang berada di dalam kamar mandi. dengan sebuah benda persegi panjang berbentuk kecil yang berhasil membuatku terdiam, "sayang? kamu didalem?"

jeno mengetuk pintu kamar mandi beberapa kali, dan aku tetap tak bergeming. "sayang!? kamu gak papa!?" nada suara jeno mulai terdengar panik.

"kamu jangan didepan pintu ya, aku mau dobrak." aku dengan cepat membuka pintu kamar mandi, yang langsung menunjukkan jeno yang terlihat sudah bersiap untuk menghancurkan pintu kamar mandi.

"kamu kenapa? kok diem aja?" jeno memegang kedua bahuku, wajahnya terlihat sangat khawatir.

tanpa mengucapkan sepatah katapun, aku langsung memberikan benda persegi panjang berbentuk kecil tadi pada jeno.

"sayang? kamu serius?" jeno menunduk, menatapku yang jauh lebih pendek dengan tatapan berkaca-kaca.

aku mendengus geli, lalu berjinjit dan mendekatkan bibirku pada telinganya. "selamat ya, papa jeno."

———

"sayang, minum susunya dulu!" aku yang sedang duduk diatas ranjang, berjengit kecil ketika mendengar teriakan jeno yang saat ini tengah berada di dapur.

"minum susunya dulu, ih. daritadi iya-iya terus." jeno memasuki kamar dengan segelas susu hamil milikku. saat ini kandunganku sudah memasuki bulan ke-lima dan jeno semakin overprotective padaku.

"makasih," gumamku sebelum meneguk susu tersebut perlahan, sementara jeno yang melihat itu hanya tersenyum hingga menunjukkan eye smile-nya yang sangat menawan.

aku mendesah lega setelah menghabiskan susu tersebut, lalu menaruh gelas kosong itu ke atas nakas.

"sayang aku mau ngobrol sama dede," ucap jeno seraya menatapku dengan tatapan memohonnya, aku mendengus lalu membuka kaus oversized yang melekat di tubuh bagian atasku dan melemparnya asal.

kebiasaan jeno yang satu ini menurutku cukup aneh, ia hanya akan berceloteh dengan anak kami yang masih di dalam perutku jika aku membuka atasanku dan hanya meninggalkan bra di sana.

"hehe, makasih bundaa." jeno mengecup bibirku sekilas, lalu mendekatkan wajahnya pada perutku yang sudah membuncit.

"halo anak ayah, gimana kabarnya?" aku meringis pelan ketika merasa bayi dalam perutku menendang kecil.

jeno menengadah dan menatapku dengan tatapan terkejutnya, "dia denger aku?" tanyanya tak percaya.

aku terkekeh pelan lalu mengusap rambutnya dengan lembut, sementara jeno kembali mengobrol dengan calon bayi kami.

"jeno, aku pengen cium jaemin.." jeno yang tadi sibuk berceloteh dengan perut buncitku langsung mendongak dan menatapku tajam.

"pleaseee, sekali aja," mohonku, namun jeno tetap diam. "cium pipi aja kok, jenoo," rengekku seraya mengguncang lengannya.

"gak boleh." jeno mendesis sinis, sementara aku sudah hampir menangis ketika jeno menolak untuk mengabulkan permintaanku.

suamiku itu dengan sigap membawaku ke atas pangkuannya dan mengusap mataku yang berkaca-kaca dengan lembut, "jangan nangis."

"aku pengen cium jaemin, sebentar aja." aku terus berusaha memohon pada jeno, tapi sepertinya suamiku itu sama sekali tak berniat menurutinya.

"kamu mau anakmu ileran?" tanyaku dengan bibir yang melengkung ke bawah, "no."

jeno menghela napas pelan, lalu menarik pinggangku agar lebih dekat dengan tubuhnya.

"jeno, hiks." bisa aku lihat jeno terkekeh kecil ketika mendapati aku yang terisak karena tak diperbolehkan untuk mencium pipi jaemin, sahabat dekat jeno.

jeno mendekatkan wajahnya, lalu menempelkan bibir tipisnya diatas bibir tebalku dan melumatnya dengan lembut dan penuh pengertian.

aku menepuk bahu jeno pelan ketika merasa napasku mulai sesak, jeno melepas pangutannya lantas menatapku yang terengah dengan tatapan cinta.

"kamu gak boleh cium jaemin, tapi kamu boleh cium aku dimanapun dan kapanpun kamu mau."






NCT AS | NCT OT23Where stories live. Discover now