🍁--dua puluh

23K 1.1K 40
                                    

Hari berganti malam, Ardan dan Zia baru saja selesai melaksanakan sholat isya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hari berganti malam, Ardan dan Zia baru saja selesai melaksanakan sholat isya. Seperti biasa Zia akan merapihkan peralatan sholatnya, kemudian menyimpannya kedalam lemari.

"Makan malam sama apa?" Tanya Ardan sembari melepaskan sarung yang dipakainya tadi, berganti menjadi celana santai selutut.

"Opor ayam sama sambal goreng," ucap Zia.

Ardan menganggukkan kepalanya, ia meraih tangan Zia kemudian keluar dari kamar.

Sesampainya didepan meja makan, Ardan langsung mendudukkan bokongnya. Matanya menatap berbinar saat melihat masakan Zia, sungguh menggiurkan.

Selang beberapa menit Ardan menatap kesal dapur karena Zia tak kunjung kembali, padahal hanya mengambil piring saja.

"Zia," panggilnya, setelah itu barulah Zia muncul dihadapannya sambil memegang piring.

"Maaf lama."

"Ayo makan, perut saya jadi bertambah lapar saat melihat masakan kamu."

Zia terkekeh mendengar penuturan suaminya, kini tangannya beralih memindahkan nasi ke piring Ardan menggunakan sendok berukuran sedang.

"Nasinya tambah lagi," protes Ardan saat melihat nasi yang diberikan Zia hanyalah sedikit. Padahal itu sudah sesuai porsi makannya, hanya saja nafsu makannya jadi bertambah setelah melihat masakan Zia. Sehingga ia ingin makan dengan porsi lebih banyak malam ini.

Zia mengangguk patuh, kemudian menaruh piring berisi nasi tersebut dihadapan Ardan.

Ardan tersenyum puas, ia tidak menyangka akan makan sebanyak ini.

Tapi, senyumnya pudar karena seorang pengganggu tiba-tiba saja datang dan duduk tepat disebelah Zia yang berada disebrangnya.

"Alhamdulillah, ternyata gua datang diwaktu yang tepat," ucapnya. Kemudian ia menyatukan kedua telapak tangan seperti orang yang sedang berdoa, lalu mengusapkannya ke wajah.

"Ayo ayo silahkan dimakan," orang tersebut kembali berucap membuat Ardan dan Zia saling pandang dengan tatapan bingung.

"Kamu ngundang dia buat makan malam disini?" Pertanyaan Ardan dibalas gelengan kepala oleh Zia.

"Tamu tak diundang."

Orang tersebut adalah Yuda, ia mengangkat kepalanya menatap Ardan. "Lu nyindir gua?"

Ardan mengacuhkan pertanyaan Yuda, nafsu makannya jadi menurun sekarang.

"Zia, ambil lagi nasinya."

"Loh, kok diambil lagi?"

"Nafsu makan saya sudah hilang."

Mata Zia berkedip beberapa kali, ia memandang Ardan dan Yuda secara bergantian. Ternyata kedatangan Yuda membuat nafsu makan Ardan jadi hilang, hal itu pasti karena insiden tadi pagi.

Anulika [Hiatus]Where stories live. Discover now