🍁--empat--🍁

35K 1.9K 30
                                    

Pelajaran olahraga pada hari ini akan segera dimulai, sebelum murid diarahkan untuk ke lapangan, pak Manso biasanya akan mengabsen terlebih dahulu didalam kelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pelajaran olahraga pada hari ini akan segera dimulai, sebelum murid diarahkan untuk ke lapangan, pak Manso biasanya akan mengabsen terlebih dahulu didalam kelas. Satu persatu nama siswa dan siswi dikelas 11 itu sudah disebutkan, "Zia belum datang?"

"Belum, pak." Jawab mereka serempak karena dikelas tidak ada tanda-tanda kehadiran Zia.

Pintu kelas pun terbuka memperlihatkan Zia yang dibanjiri keringat, "maaf saya telat."

"Baik, silahkan duduk." Pak Manso menyampaikan sedikit materi mengenai kegiatan olahraga yang akan dilakukan hari ini. Setelah dirasa cukup, seluruh siswa dan siswi diarahkan menuju lapangan.

Mereka mulai membuat barisan untuk melakukan pemanasan, yang memimpin gerakannya adalah Nadira. Gadis itu tidak menggunakan gerakan yang diajarkan, melainkan menciptakan gerakannya sendiri. Namun tidak ada yang protes karena mereka rasa gerakan dari Nadira lebih menyenangkan dan tidak monoton.

"Sekarang bapak kasih waktu sepuluh menit buat lari keliling lapangan sebanyak tiga kali, dimulai dari sekarang." Bersamaan dengan bunyi peluit yang ditiup, mereka mulai berlari mengelilingi lapangan yang cukup luas tersebut.

Diputaran kedua, rasa pusing mulai menyerang Zia. Keringat dingin juga mulai keluaran membasahi leher dan tangannya, "Zia, lu pucat." Kata Nadira memancing perhatian teman-temannya.

"Bagi yang tidak enak badan atau kurang sehat, silahkan menepi." Himbauan dari pak Manso yang diacuhkan oleh Zia.

Tepatnya saat akan melakukan putaran ketiga, Zia sudah tidak kuat menahannya lagi dan berakhir pingsan di lapangan. Nadira langsung lari menghampiri Zia, lalu meletakkan kepala gadis itu di pahanya.

"Sudah-sudah kalian lanjutkan olahraganya, bapak mau bawa Zia dulu ke ruang kesehatan." Kerumunan siswa siswi itu bubar, mereka sudah tidak bersemangat lagi untuk berolahraga karena mengkhawatirkan Zia.

Sementara itu saat di ruang kesehatan, Zia langsung diperiksa oleh seorang dokter yang sedang bertugas disana. Dokter tersebut merasa tidak asing saat melihat wajah Zia, namun dia lupa dimana terakhir kali mereka bertemu.

Sampai suatu ketika kesadaran Zia mulai kembali, "dokter?" Kata pertama yang keluar dari mulut Zia saat melihat Vina duduk di kursi dekat brankar.

"Apakah masih pusing?"

"Masih, tapi gak separah tadi."

Vina tersenyum manis, dia berencana untuk memperkenalkan dirinya terlebih dahulu. "Perkenalkan nama saya Vina, kebetulan sekali hari ini saya mendapat undangan untuk bertugas disini selama tiga hari kedepan."

"Namaku Zia, salam kenal bu dokter."

"Panggil kak Vina saja biar tidak terlalu kaku, sekarang kamu minum obat dulu biar kondisinya berangsur membaik." Vina pergi mengambil beberapa jenis obat, roti untuk mengisi perut Zia, serta air minum.

Anulika [Hiatus]Where stories live. Discover now