🍁--tiga puluh enam

16.6K 1K 162
                                    

Terimakasih sudah membuatku sadar, kini aku menyesal telah mengenalmu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terimakasih sudah membuatku sadar, kini aku menyesal telah mengenalmu

-Frezia Anulika-
________________________________________

Tanpa terasa hari berjalan begitu cepat, kini kandungan Zia sudah menginjak bulan ke sembilan. Menurut dokter yang menanganinya, Zia akan melahirkan dalam jangka waktu kurang lebih satu minggu.

Sekarang kehidupan Zia berubah menjadi bahagia, tidak ada lagi kesedihan dalam hatinya karena Ardan selalu bersikap baik padanya.

Tepatnya dua bulan yang lalu pria itu memberikannya kejutan berupa rumah, tidak terlalu besar tapi nyaman untuk ditinggali mereka berdua. Zia tidak tahu pasti alasannya apa, yang pasti dia sangat bahagia.

Namun semuanya masih terasa kurang karena selama ini belum ada yang mengungkapkan isi hatinya. Zia menyimpulkan bahwa Ardan mencintainya, hanya saja pria itu tidak berani berkata jujur.

Oleh karena itu sekarang Zia akan memberanikan dirinya untuk berkata jujur terlebih dahulu, kebetulan Ardan pulang hari ini setelah menyelesaikan pekerjaannya di luar kota.

Zia berinisiatif untuk datang ke apartemen yang ditempatinya dulu, disana Zia akan mendekorasi beberapa ruangan untuk mendukung rencananya nanti malam dengan bantuan orang terdekatnya. Siapa lagi kalau bukan Riko, Edwin, Yuda, dan Nadira.

Ah, iya mengingat tentang Riko, laki-laki itu sudah mulai mengikhlaskan Zia untuk Ardan. Berat memang, tapi melihat perilaku Ardan beberapa bulan terakhir ini membuatnya yakin kalau pria itu sudah berubah.

Sedangkan Nadira, perempuan itu sudah mengetahui sebuah fakta bahwa Zia sudah menikah. Nadira mengetahui semuanya dan sempat tidak menyangka kejadian buruk itu menimpa sahabatnya. Tapi ada satu hal yang tidak Nadira ketahui, yaitu perlakuan tidak baik Ardan kepada Zia. Karena Nadira menyimpulkan, bahwa kejadian di hotel Bali itu hanya salah paham saja.

Kembali kepada Zia, perempuan itu kini sedang berada diperjalanan menuju apartemen. Zia sengaja datang lebih awal untuk membersihkan sebagian barang-barang yang ditinggal disana, lagipula orang yang akan membantunya sedang menyelesaikan urusannya terlebih dahulu.

Sebenarnya mereka menyarankan untuk membuat acara di rumah saja agar Zia tidak perlu bepergian kemana-mana, tapi Zia menolaknya dengan alasan ingin suasana berbeda. Lagipula Zia sangat merindukan apartemen ini, meskipun disana tercipta kenangan yang tidak baik.

Setelah menempuh beberapa menit diperjalanan akhirnya Zia sampai di apartemen. Sebelum keluar dari mobil, Zia juga membayar taksi yang ditumpanginya.

Zia berjalan santai sembari mengusap perutnya beberapa kali, ditangan kirinya sudah ada paper bag berisi bingkai foto dan sepucuk surat yang mewakili isi hatinya.

Dulu saat akan pindah, Ardan mengatakan kalau apartemen nya akan dikosongkan. Tidak terbayang sebanyak apa debu disana.

"Aduh, ini siapa coba yang telepon." Ucap Zia saat merasakan getaran dalam tasnya. Disana terpampang jelas nama Nadira, tapi saat Zia akan menerima panggilan tersebut sambungannya sudah terputus.

Anulika [Hiatus]Where stories live. Discover now