🍁--tiga puluh empat

15.6K 854 115
                                    

Dia yang salah, aku yang merasa bersalah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dia yang salah, aku yang merasa bersalah

-Frezia Anulika-
________________________________________

Ardan terkekeh kala melihat Zia sangat serius mengobati lukanya, sesekali Zia juga meniupnya menimbulkan rasa perih. Tapi Ardan menikmatinya.

Karena keadaan seperti ini mengingatkannya pada Vina. Hanya saja Vina akan mengobatinya dibarengi umpatan, tak jarang dia juga menekan bagian lukanya agar Ardan merasa jera.

"Udah selesai, pak." Zia merapihkan peralatan yang dipakainya, lalu pergi ke dapur untuk menyimpan mangkuk besar yang digunakannya tadi.

Zia datang kembali dengan dua gelas teh hangat untuk menghangatkan suasana, "diminum dulu tehnya."

"Iya."

"Zia mau nanya, boleh?"

"Boleh, apa yang mau kamu tanyakan?"

"Bapak gak bosen minta maaf terus ke Zia?"

Ardan tersedak saat mendengar pertanyaan Zia, "memangnya kenapa?"

"Soalnya Zia udah bosen maafin bapak terus," ia tertawa pelan untuk mencairkan suasana.

Entah dapat keberanian dari mana, yang pasti sejak tadi Zia ingin bertanya mengenai hal itu.

"Apakah sesering itu saya minta maaf? Sampai kamu bosan memaafkan saya."

Zia mengangguk membenarkan pertanyaan Ardan, "hampir tiap hari bapak minta maaf ke Zia."

"Begitu?"

"Iya."

"Baiklah kalau kamu bosan, saya tidak akan minta maaf lagi." Ucap Ardan tanpa rasa bersalah sedikitpun, lalu pergi meninggalkan Zia.

Zia terkekeh, ia pikir dengan menanyakan hal ini Ardan akan memperbaikinya. Tapi dugaannya salah, pria itu justru memberikan jawaban yang tidak masuk akal.

Sungguh lucu, Ardan yang melakukan kesalahan tapi kini justru Zia lah yang merasa bersalah.

"Bodoh, harusnya Zia gak nanya gitu." Tangannya menepuk pelan bibir beberapa kali, hingga getaran pada ponselnya menghentikan kegiatan Zia.

Ternyata banyak sekali pesan yang dikirim Riko, laki-laki itu sangat mengkhawatirkannya. Zia jadi merasa tidak enak karena lupa mengabarinya.

Sayang sekali saat Zia mengetikkan balasan, ponselnya malah mati karena belum sempat di charger.

Zia segera pergi ke kamar untuk mengisi daya ponselnya dan membersihkan tubuhnya sebelum istirahat.

Sesampainya di kamar, Zia mendengar suara gemercik air dari kamar mandi. Itu tandanya Ardan ada didalam sana dan Zia harus menunggunya sampai selesai.

Anulika [Hiatus]Where stories live. Discover now