🍁--tiga--🍁

37.6K 2K 20
                                    

Ardan selaku pemilik cafe yang bertanggung jawab terhadap keselamatan karyawan pun membawa Zia ke ruang kerjanya, padahal Risa sempat menyarankan untuk membawa Zia ke tempat istirahat karyawan, tapi pria itu menolaknya karena ingin memastikan suat...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ardan selaku pemilik cafe yang bertanggung jawab terhadap keselamatan karyawan pun membawa Zia ke ruang kerjanya, padahal Risa sempat menyarankan untuk membawa Zia ke tempat istirahat karyawan, tapi pria itu menolaknya karena ingin memastikan suatu hal.

"Wasap, bro." Seorang pria dewasa yang menenteng jas putih ditangannya datang mendekati Ardan untuk menyapa.

"Berisik!"

"Astagfirullah Ardan, kamu ini berdosa sekali." Yuda meletakkan tas berisi peralatan medis yang dibawanya sebelum mengusap dada untuk mendramatisir keadaan.

"Sebaiknya kamu kembali bekerja, biarkan dia istirahat disini." Kata Ardan kepada Risa yang terus-menerus mendampingi Zia karena khawatir dengan kondisinya.

"Baik, pak. Jika ada sesuatu yang serius, tolong beritahu saya." Risa beranjak pergi, walaupun sebenarnya dia masih ingin disana dan menemani Zia sampai bangun.

Sementara itu, Yuda duduk bersandar pada sandaran sofa dan memijat pelipisnya. Terlihat sekali bahwa saat ini dia sedang kelelahan karena baru saja menyelesaikan operasi di rumah sakit tempatnya bekerja. "Jadi, ada apa lo manggil gue kesini?" Tanya Yuda sedikit kesal akibat tidak disambut dengan baik.

"Buat mastiin keadaan dia."

"Dia siapa? Selingkuhan lo?"

"Jangan asal ngomong, dia karyawan gue." Ardan terkesan tidak nyaman mendengar pertanyaan Yuda.

"Sejauh ini gak pernah ada karyawan yang istirahat di ruang kerja lo, jadi wajar kalau gue curiga."

Ardan menghela nafas panjang, kalau tahu bakalan seperti ini lebih baik memanggil dokter yang lain saja. "Jangan kebanyakan ngomong, mending sekarang lo periksa keadaannya."

"Tapi jangan libatin gue lagi kalau hubungan lo sama Vina bermasalah." Ucap Yuda yang mulai lelah dijadikan wasit saat terjadi pertengkaran antara Ardan dan kekasihnya.

Yuda mulai mengeluarkan peralatan kerjanya dan segera memeriksa Zia, dibarengi dengan ekspresi wajahnya yang serius. Detak jantung Ardan berpacu dua kali lebih cepat diiringi kegelisahan yang tercetak jelas di wajahnya.

Selesai memeriksa, Yuda mulai bingung menyampaikan hasilnya. Dia juga ragu mengenai hal ini dan takut salah membuat kesimpulan. Untuk beberapa saat Yuda mencoba menghubungi rekan kerjanya di rumah sakit untuk mengkonfirmasi ulang, namun ternyata dugaannya benar. Gadis ini tengah mengandung di usianya yang masih remaja.

"Gimana?" Tanya Ardan tidak sabaran.

"Positif."

"Positif apa?."

Anulika [Hiatus]Where stories live. Discover now