🍁--lima puluh satu

12.3K 815 46
                                    

"Hati ini kembali terluka dan kecewa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hati ini kembali terluka dan kecewa."

- Riko Anggasta -
________________________________________

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, dimana Zia sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit dan akan pergi ke suatu tempat bersama Riko.

Sebelum pergi, Zia memberikan kesempatan terakhir untuk Ardan agar bisa menemui dirinya. Jelas sekali pria itu sangat bahagia, berharap bahwa ini awal yang baik untuk perjuangannya.

Tapi mengapa setelah tiga jam menunggu, tidak ada tanda-tanda kehadiran Ardan disana. Sementara sebentar lagi Zia harus pergi bersama Riko.

"Kak Riko kenapa lama banget, ya?" Zia bergerak gelisah menunggu kedatangan Ardan, ia juga sudah bosan sedari tadi diam di dalam mobil menunggu kedatangan pria itu.

"Mungkin macet."

"Tapi ini udah tiga jam."

Riko mengalihkan pandangannya ke arah Zia, "mau pergi sekarang?"

Zia menghembuskan nafas kasar, kecewa karena merasa dipermainkan. Padahal ia sudah berbaik hati memberi kesempatan terakhir untuknya. Tapi biarlah, dari sini Zia tahu bahwa Ardan tidak akan pernah bisa menghargainya.

"Kita pergi sekarang aja, kak. Sini biar Zia yang gendong baby Gal."

Riko mengangguk seraya memindahkan Galendra ke pangkuan Zia, "mari memulai kehidupan baru di kota yang baru."

Zia tersenyum lebar, rasanya sangat bahagia menjalani hari bersama Riko. Laki-laki itu selalu membuatnya bahagia, benar-benar menyenangkan.

"Terimakasih, kak."

"Hm?"

"Hm?" Zia melakukan hal yang sama seperti Riko, merasa bingung dengan jawaban laki-laki itu.

"Terimakasih untuk apa?" Tanya Riko, jangan lupakan tangannya yang mengusap gemas puncak kepala Zia.

"Untuk kak Riko yang selalu ada disisi Zia dan selalu buat Zia bahagia."

"Gak usah berterimakasih, Zi. Itu udah jadi tugas kakak," jawabnya dengan tenang diiringi senyuman.

"Iya bener, itu udah jadi tugas kak Riko sebagai seorang kakak yang baik."

Riko menginjak rem mendadak saat mendengar perkataan Zia, sangat melukai hatinya. Beruntung mereka sudah memakai sabuk pengaman, jadi tidak terjadi apa-apa pada keduanya.

"Kak Riko, kenapa?" Zia menatap Riko khawatir, terlebih ekspresi yang ditunjukkan sangat jauh berbeda dari yang tadi.

Riko mengalihkan pandangannya, tidak sanggup menatap mata Zia. Terlalu menyakitkan, pikirnya.

"Gak papa, Zi."

Mereka melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda beberapa saat, kali ini tidak ada obrolan apapun. Keduanya sama-sama diam, sibuk dengan pikiran masing-masing.

Anulika [Hiatus]Where stories live. Discover now