🍁--lima puluh tujuh

8.4K 509 29
                                    

"Semoga pernikahan kamu kali ini jauh lebih baik dari sebelumnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Semoga pernikahan kamu kali ini jauh lebih baik dari sebelumnya."

- Ardan Pradana -
________________________________________

Zia menangis haru setelah para saksi berkata sah, yang berarti kini dirinya sudah resmi menjadi seorang istri. Ia menyalami tangan Riko dan mencium punggung tangannya yang terasa dingin, sepertinya dia masih gugup.

Setelah melewati beberapa rangkaian acara, kini waktunya seluruh keluarga berkumpul untuk sesi foto. Tibalah giliran keluarga Pradana, yang pertama naik ke pelaminan yaitu Hera dan Alena. Dibelakangnya ada Hamdan selaku suami Hera, Sandi, dan Ardan.

Awalnya Ardan tidak berniat datang, tapi berkat nasihat yang diberikan Hera semalam membuatnya berfikir berulang kali. Ardan tidak bisa terus menerus mementingkan egonya sendiri, ia juga harus memikirkan perasaan Zia.

Sudah saatnya perempuan itu bahagia dan memilih jalan hidupnya sendiri, maka dari itu hari ini Ardan datang untuk meramaikan acara sekaligus meminta maaf karena perilakunya beberapa hari lalu saat mereka bertemu.

Hatinya memang terasa berat melihat Zia bersanding dengan laki-laki lain, tapi ia akan berusaha ikhlas dan bersikap layaknya seorang pria dewasa.

Seorang fotografer mengarahkan mereka sesuai posisi dan gayanya masing-masing, tidak terkecuali Ardan yang hanya tersenyum tipis disaat semuanya tersenyum manis.

"Siap, ya. Satu, dua, tiga." Satu foto berhasil di ambil, dan foto berikutnya mereka bergaya bebas sesuai keinginan.

"Lihat pah, anak mama cantik banget." Hera menatap lekat wajah Zia, polesan make up nya terlihat natural namun menawan. Pantas saja tadi Riko sempat terpaku saat melihat penampilan Zia. Bukan hanya Riko, namun seluruh tamu undangan termasuk Ardan.

"Bagi papa, mama lebih cantik."

Bapak-bapak satu ini bisa saja, Hera jadi malu mendengarnya. Belum lagi siulan dan berbagai macam godaan yang tertuju untuknya.

"Udah, udah, ayo makan dulu. Ngobrolnya dilanjut lagi nanti." Diana menggandeng Hera, yang lain pun pasrah hanya bisa mengikuti. Terkecuali Ardan, pria itu masih berdiri didekat Zia dan Riko.

"Saya minta maaf, Zi. Semoga pernikahan kamu kali ini jauh lebih baik dari sebelumnya, permisi." Sebelum pergi, Ardan mengusap bahu Zia terlebih dahulu.

Riko berusaha memaklumi, tidak mungkin juga kan ia marah di hari bahagianya?

"Hai, nyonya Anggasta." Suara berat Riko mengalun indah di telinga Zia, tapi kenapa rasanya mengerikan?

Zia berusaha keras mendorong Riko untuk menjauh darinya meskipun usahanya sia-sia, "mepet banget, ih. Sana jauhan dikit."

"Maklum pengantin baru, maunya kan deket-deketan kaya gini." Riko mengedipkan sebelah matanya, bermaksud menggoda Zia.

Anulika [Hiatus]Where stories live. Discover now