🍁--lima puluh

14.5K 991 124
                                    

"Laki-laki itu baik, tapi rasa ini sudah hilang entah kemana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Laki-laki itu baik, tapi rasa ini sudah hilang entah kemana."

- Frezia Anulika -
________________________________________

Yuda tiba di rumah sakit jiwa, ia memegang tangan Vina yang tidak bisa diam. "Mau masuk kesana atau mau di ruqyah?" Tanya Yuda sedikit kesal karena Vina asik sendiri dan mengabaikannya.

Perempuan itu menoleh, lalu menatap kagum bangunan didepan sana yang terlihat seperti hotel berbintang lima.  "Hotelnya luas banget, aku mau masuk kesana. Kita bobo bareng disana, ya?" Vina tersenyum lebar, ia sangat bahagia dan tidak sabar ingin segera turun dari mobil.

"Tahan, gak boleh emosi." Tangannya mengusap dada beberapa kali, hingga Vina kembali bersuara.

"Ayo kesana, aku ngantuk banget pengen bobo."

"Vin, Vina."

Vina berhenti bergerak, "kenapa?"

"Lu, beneran gila?" Tanya Yuda tidak enak hati.

Vina menggelengkan kepala, menyangkal pertanyaan Yuda. Ia terkekeh pelan sampai akhirnya berhasil mengecup gemas pipi Yuda, menimbulkan dampak yang begitu besar pada pria itu.

"Aku gak gila, sayang."

Yuda melongo, tangannya terangkat untuk mengusap jejak bibir Vina di pipinya. "Sa-sayang?" Tanyanya terbata. Ah, kenapa suasananya menjadi canggung seperti ini.

"Iyaa, Vina kan sayang Ardan."

"Tapi gua bukan Ardan!"

Yuda buru-buru keluar dan menghampiri penjual minuman. Disana ia membeli sebotol air mineral untuk membasuh pipinya yang sudah tidak perjaka lagi akibat ulah Vina.

"Buat siapapun yang jadi istri gua nanti, gua bener-bener minta maaf. Ini bukan kemauan gua."

Yuda terus menggerutu sembari menggosok pipinya hingga merah, ia benar-benar kesal karena Vina sudah lancang mengecupnya.

"Kamu ngapain?"

Botol digenggaman Yuda terjatuh, seluruh tubuhnya terasa kaku dan sulit untuk digerakkan. Pandangannya turun ke perut, disana ada tangan Vina yang kini mengusap perutnya.

Dia, memeluk Yuda dari belakang. Sial, lancang sekali pikirnya.

"Cobaan apa lagi ini ya Tuhan."

Dengan polosnya Vina berpindah posisi, hingga kini mereka berdiri berhadapan.

Yuda mendorong bahu Vina, memintanya untuk menjauh. Yang benar saja, ia bukanlah pria murahan yang bisa dipeluk sesukanya. Terlebih Yuda tidak menyukai Vina, hal itu membuatnya risih.

"Kenapa di lepas?"

"Kayanya lu beneran gila, ayo langsung masuk aja kesana. Gua bener-bener gak tahan sama sikap lancang lu itu."

Anulika [Hiatus]Where stories live. Discover now