🍁--satu--🍁

85.4K 3.1K 61
                                    

Seorang gadis dengan seragam sekolah lengkap melangkah dengan cepat memasuki sebuah cafe tempatnya bekerja, hal pertama yang harus dilakukan adalah pergi menuju ruang ganti untuk berganti pakaian dan meletakkan barang bawaannya didalam loker

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Seorang gadis dengan seragam sekolah lengkap melangkah dengan cepat memasuki sebuah cafe tempatnya bekerja, hal pertama yang harus dilakukan adalah pergi menuju ruang ganti untuk berganti pakaian dan meletakkan barang bawaannya didalam loker.

Bertepatan dengan dirinya yang baru saja tiba di ruang ganti, ada seorang perempuan yang diketahui sebagai seniornya ditempat kerja bertepuk tangan sembari terkekeh mengejek. "Ada yang telat lagi ternyata, kali ini apa alasannya?" Tanyanya dengan mimik wajah tidak bersahabat.

Zia memaksakan bibirnya agar tersenyum sebelum menjawab pertanyaan dari Yesa, seniornya. "Maaf mbak, tadi saya abis beli buku buat referensi."

"Bisa kan kalau belinya nanti saat pulang kerja?"

"Saya pulang kerja jam 10 malam, toko bukunya pasti udah tutup."

Yesa berdecih, entah mengapa rasanya sangat memuakkan saat berhadapan langsung dengan Zia. Padahal gadis itu selalu menghormatinya dan tidak pernah membalas setiap perlakuan buruk yang dilakukan Yesa. "Ngeles aja bisanya, sana cepetan ganti baju."

"Ini juga mau kok mbak, cuma tadi kan mbak ngajak ngobrol."

Yesa menahan nafasnya yang memburu karena kesal, "Frezia Anulika!"

"Iya, mbak?"

"Siapa yang ngajak ngobrol kamu, hah?!"

"Lho, kan tadi mbak Yesa yang memulai pembicaraan. Berarti mbak Yesa juga yang ngajak ngobrol saya, benar kan?"

Tidak ada jawaban dari Yesa, wanita itu berlalu pergi dari sana dengan kaki yang dihentak-hentakkan ke lantai. Melihat hal tersebut Zia terkikik geli, bisa-bisanya wanita dewasa seperti Yesa bertingkah kekanakan dan menindas seseorang yang lebih muda darinya.

🍁--anulika--🍁

Kini Zia sudah siap bekerja dan melayani tamu yang berkunjung ke cafe, matanya tidak sengaja melihat pekerja perempuan yang akrab dengannya. Dia adalah Risa, sosok perempuan yang hangat dan lemah lembut. "Mbak, ini pesanan buat meja nomor berapa?"

"Lho, kamu udah dateng ternyata. Oh ya, ini pesanan buat meja diujung sana." Dagunya bergerak mengisyaratkan Zia bahwa pesanan tersebut adalah milik seorang perempuan yang duduk dimeja paling ujung.

"Nomor 13 ya, mbak?"

"Iya, Zi."

"Sini biar Zia aja, mbak Risa jangan terlalu banyak jalan dulu biar luka dikakinya cepat kering."

Risa mengangguk patuh, keadaan kakinya saat ini memang sedang terluka karena dua hari yang lalu mengalami kecelakaan ringan saat pulang dari cafe.

Anulika [Hiatus]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin