🍁--dua puluh lima

18.4K 906 18
                                    

Pertemuan yang tidak disengaja tadi membuat Riko kembali memikirkan sosok Zia, perempuan yang masih dicintainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pertemuan yang tidak disengaja tadi membuat Riko kembali memikirkan sosok Zia, perempuan yang masih dicintainya.

Kasurnya dipenuhi dengan foto polaroid Zia dan dirinya, disana ada berbagai macam gaya yang mereka tunjukkan saat berfoto.

Salah satunya adalah foto saat mereka berdua mengunjungi pantai. Riko masih ingat dengan jelas, waktu itu Zia merengek ingin berlibur ke pantai dan bermain pasir disana.

Riko menyetujuinya dan berfikir itu akan menjadi waktu yang tepat untuk menyatakan perasaannya, tapi rencananya gagal saat Zia mengatakan kalau Edwin dan Nadira juga ikut serta bersama mereka.

Tapi setelah sampai disana, Riko justru bersyukur. Karena dengan hadirnya Edwin, ia jadi memiliki fotografer gratis untuk mengabadikan setiap momen bersama Zia.

"Kangen, Zi."

Riko memindahkan foto polaroid tersebut ke tepian kasur, sehingga ada tempat untuk berbaring.

Baru saja matanya akan terpejam, tapi kedatangan Edwin menggagalkannya. Seperti biasa, laki-laki itu selalu masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Kebiasaan," terdengar suara decakan milik Riko. Ia tidak suka dengan kebiasaan Edwin yang seenaknya keluar masuk kamar Riko, seolah itu adalah kamar miliknya.

Sedangkan si pelaku malah mengacuhkannya dan melihat-lihat foto Zia yang berserakan.

Edwin mengambil salah satu foto Zia, disana perempuan itu sedang duduk manis sembari memegang buku.

Edwin mengambil salah satu foto Zia, disana perempuan itu sedang duduk manis sembari memegang buku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gila sih gua pangling banget liat Zia pake makeup," ucap Edwin yang selalu memuji Zia saat itu.

Mendengar pujian yang selalu dilontarkan laki-laki itu membuat Riko merasa kesal.

"Bosen gua dengernya."

"Bosen atau cemburu?"

"Berisik!"

Riko merapihkan kembali foto tersebut ke dalam sebuah kotak, kotak tersebut adalah tempat khusus untuk menyimpan segala hal tentang Zia.

"Gila! Lu masih nyimpen gelang ini?"

Anulika [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang