🍁--empat puluh enam

27.8K 1.3K 316
                                    

"Ternyata mama muda sangat menggoda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ternyata mama muda sangat menggoda."

- Riko Anggasta -
________________________________________

Dilain tempat, Zia tengah memperhatikan wajah sang anak yang tertidur pulas setelah meminum asi.

Zia bernafas lega karena pada akhirnya baby Gal bisa tertidur setelah menangis cukup lama, mungkin anak itu tahu kalau dirinya akan pergi jauh dari sang ayah.

"Diliatin terus, Zi." Ucap Riko yang baru saja tiba setelah mencari makanan dari luar.

"Anak Zia ganteng ya, kak." Zia menatap Riko sejenak, mengabaikan ucapan laki-laki itu.

"Iya, tapi gak usah diliatin terus. Mending kamu makan ini." Riko mengeluarkan buah apel dari dalam kresek yang dibawanya. "Bentar ya, dikupas dulu apelnya." Riko duduk di kursi samping brankar Zia, mulai mengupas apel dengan hati-hati agar pisau yang dipegangnya tidak melukai jari.

"Gak usah kak, dimakan langsung aja."

"Gak papa, Zi. Kakak masih inget, dari dulu kamu itu lebih suka makan apel yang udah dikupas. Lagian ini gak sulit, tunggu sebentar ya."

"Tapi Zia jadi gak enak, ngerepotin terus."

"Kamu gak ngerepotin sama sekali."

Zia merasa tidak enak hati karena sikap Riko yang terlalu baik padanya, tapi sayang sekali perasaannya untuk Riko sudah hilang. Sekarang Zia hanya menganggap Riko sebagai seorang teman, tidak lebih.

Semoga saja Riko tidak mengharapkan sesuatu yang lebih, karena Zia tidak akan bisa mewujudkannya.

"Surat itu, udah dikirim?" Tanya Zia mengalihkan pembahasan sebelumnya, selain itu Zia juga ingin tahu mengenai surat gugatan yang diajukannya beberapa hari lalu.

"Udah, kemungkinan udah diterima juga."

"Syukurlah, makasih banyak."

"Sama-sama, ini apelnya udah selesai dikupas."

Zia menerima piring kecil yang diberikan Riko dan mulai melahap apel tersebut yang sudah dipotong kecil-kecil.

"Manis gak?" Riko menatap teduh Zia, berharap perempuan itu menyukai buahnya.

"Manis, kak. Ini enak banget, kak Riko mau?"

"Enggak, abisin aja sama kamu."

"Tapi kalau misalnya kak Riko mau, bilang aja ya."

Riko mengangguk sembari tersenyum, senang sekali rasanya bisa mengupas buah untuk Zia. Apalagi Zia menyukainya, membuat Riko semakin semangat untuk memperjuangkan cintanya.

Tapi Riko harus bersabar karena Zia belum resmi bercerai dengan Ardan, selagi menunggu waktu itu tiba, Riko akan terus berada didekat Zia.

Tidak ada lagi obrolan dari keduanya, mereka berdua sama-sama diam. Zia dengan buah apelnya yang tersisa sedikit, dan Riko yang sedari tadi memandangi wajah Zia.

Anulika [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang