🍁--tiga puluh dua

14.7K 889 61
                                    

Ardan duduk ditepi kasur menunggu Zia menyelesaikan kegiatannya di kamar mandi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ardan duduk ditepi kasur menunggu Zia menyelesaikan kegiatannya di kamar mandi. Setelah perempuan itu keluar, Ardan langsung menghampirinya. "Saya mau izin keluar sebentar."

"Tumben izin, biasanya juga kalau keluar gak bilang apa-apa ke Zia."

"Bukan begitu, Zi."

"Iya, terserah bapak aja. Lagian Zia juga mau keluar."

"Kemana?"

"Beli lumpia basah di taman."

"Sama siapa?"

Zia mendongak menatap Ardan dengan mata memicing, "kenapa bapak jadi banyak nanya?"

"Jawab saja, Zi."

"Zia pergi sendiri." Tanpa mendengar jawaban dari Ardan terlebih dahulu, Zia langsung pergi keluar dengan sling bag dibahunya.

Sementara itu Ardan pergi berganti pakaian, lalu setelah semuanya siap ia pergi ke parkiran dan mengendarai mobilnya menuju restoran.

Tak membutuhkan waktu lama Ardan tiba di restoran tersebut karena jalanan hari ini tidak macet seperti hari libur.

Ia berjalan masuk dan menaiki tangga restoran, lalu berjalan menghampiri Vina yang terlihat asik memainkan ponselnya.

Ardan ikut duduk bersamanya dengan posisi bersebrangan, "hai, udah lama?"

Karena mendengar suara yang familiar, akhirnya Vina mendongak dan tersenyum. Tapi Ardan merasa kalau ini adalah senyum terpaksa.

"Sekitar lima menit mungkin."

Ardan mengangguk, ia langsung membuka buku menu yang diberikan pelayan. "Kamu mau pesan apa?"

"Minum aja, aku udah makan tadi."

"Kamu yakin?"

Vina mengangguk berusaha meyakinkan Ardan.

"Baiklah." Ardan menyebutkan makanan dan minuman yang ia pesan kepada pelayan, setelah semua pesanan tercatat pelayan tersebut pergi.

Sekitar sepuluh menit, pelayan pun datang kembali dengan makanan dan minuman yang dibawanya. Tak lupa, Ardan juga mengucapkan terimakasih sebelum pelayan itu pergi.

"Aku ketemu Yuda."

Ditengah-tengah menikmati makanan, Vina tiba-tiba saja berbicara menghentikan pergerakannya yang akan menyuapkan kembali makanan.

Ardan mendongak menatap Vina, "kapan?"

"Tadi di rumah sakit," suara Vina kali ini terdengar lirih. Vina teringat kembali dengan perkataan Yuda tadi, rasanya sangat sesak dan menyakitkan.

"Dia udah tau tentang hubungan kita."

Mendengar hal tersebut garpu dan sendok digenggamannya terlepas begitu saja menimbulkan suara nyaring. Ia segera mengambil minum, karena selera makannya tiba-tiba saja hilang entah kemana.

Anulika [Hiatus]Where stories live. Discover now