🍁--empat puluh tujuh

18.2K 1.1K 114
                                    

Selamat hari raya idul fitri, minal aidzin wal faidzin semuanya. Maafin author yang sering ngaret up cerita ini 🤧.

Sebelum lanjut baca, author mau nanya dulu nih, tolong dijawab ya. Pertanyaannya, kalian tau cerita Anulika darimana?
________________________________________

 Pertanyaannya, kalian tau cerita Anulika darimana?________________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dia berjuang di waktu yang tidak tepat."

-Frezia Anulika-
________________________________________

Tiga jam sudah berlalu, Zia dan anaknya sudah tertidur pulas. Menyisakan Riko seorang diri yang kini tengah duduk bersandar pada sandaran sofa.

Kakinya berjalan mendekati Zia untuk memastikan keadaan perempuan itu, setelah dirasa baik-baik saja, Riko beranjak pergi untuk membeli minum karena tenggorokannya terasa kering.

Sesampainya di kantin rumah sakit, Riko langsung mengambil satu botol susu kemasan dari dalam kulkas dan membayarnya. Bukan hal yang aneh sebenarnya, karena Riko tipikal laki-laki yang menyukai susu meskipun usianya mulai beranjak dewasa.

Selang lima menit, Riko sudah tiba di ruangan Zia. Ternyata perempuan itu masih tertidur pulas. Selanjutnya, Riko beralih melihat keadaan baby Gal. Sama halnya dengan Zia, anak itu juga tertidur pulas di kasurnya.

Riko menghela nafas lega, ia duduk kembali di sofa yang didudukinya tadi. Membuka tutup botol perlahan dan meminum isinya hingga tersisa setengah.

Rasanya yang enak dan segar, mampu menaikkan mood Riko dan membuat suasana hatinya lebih baik.

Tapi hal itu tidak bertahan lama, karena tiba-tiba saja ponsel miliknya berdering, menandakan adanya panggilan masuk dari seseorang.

Riko melihat nama penelepon, ternyata itu adalah nomor asing. Tanpa menunggu lama, Riko langsung menerima panggilannya.

"Selamat malam," ucap Riko membuka obrolan.

"Yaa, lu dimana?" Jawab orang tersebut dari sebrang sana.

"Lu Ardan? Ngapain nelepon gua malem-malem?" Riko merubah nada bicaranya menjadi dingin saat mengetahui orang tersebut adalah Ardan.

"Jawab dulu pertanyaan gua, lu dimana?"

"Harus banget gua jawab?"

"Riko! Jangan main-main, lu bawa Zia kemana?"

"Kemanapun gua bawa Zia, itu bukan urusan lu lagi."

Terdengar kekehan dari sebrang sana setelah Riko menyelesaikan ucapannya, "Zia istri gua, kalau lu lupa."

"Calon mantan istri kali."

"Lu salah, sampai kapanpun Zia tetap jadi istri gua."

"Terserah, yang pasti gua gak akan biarin orang kaya lu ketemu sama Zia."

Anulika [Hiatus]Where stories live. Discover now