🍁--lima puluh enam

7.3K 496 34
                                    

"Terimakasih karena selalu ada

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Terimakasih karena selalu ada."

- Frezia Anulika untuk Riko Anggasta -
________________________________________

Zia bangun dari tidurnya saat mendengar keramaian dari luar, ia bergegas mandi dan berganti pakaian sebelum turun ke bawah. Saat di ruang tengah, Zia melihat Riko sedang mengobrol dengan salah satu pekerja yang mendekor pelaminan.

Riko berhasil membuat Zia terpesona saat menyugar rambutnya, belum lagi lehernya yang basah akibat keringat sehingga menambah kesan sexy.

"Liatin apa, hayo?" Tegur Riko, karena Zia belum menyadari kehadirannya.

"Ehh, itu liatin pekerja." Zia berucap gugup, mengundang gelak tawa Riko.

"Alesan aja, kamu udah lama disini?"

"Belum lama, kak."

Riko berdecak sebal, "gak ada niatan buat ngubah panggilan?"

"Panggilan apa?"

"Itu, biar gak manggil kakak terus. Kesannya tuh kaya adik kakak beneran, bukan pasangan." Sifat manja Riko perlahan keluar, terbukti sekarang laki-laki itu mengembungkan pipinya berusaha membujuk Zia untuk menuruti permintaannya.

Zia terkekeh geli melihatnya, refleks tangannya bergerak naik menusuk pipi Riko menggunakan jari telunjuk. "Lucu banget kaya balon."

"Kok balon?"

"Abisnya ini ngembung kaya balon, jadi gemes kan liatnya."

Riko menurunkan tangan Zia, menghentikan kegiatan perempuan itu. "Jangan manggil kakak lagi, ya?"

"Gak sopan dong kalau gak manggil kakak, soalnya kak Riko kan lebih tua dari Zia."

"Cuma beda setahun, bukan lima atau sepuluh tahun."

"Tetep aja gak sopan, lagian maunya dipanggil apa coba kalau bukan kakak?"

Senyum Riko merekah mendengar pertanyaan Zia, "panggil sayang, lagian besok kan kita nikah. Anggap aja latihan." Sebelumnya sudah beberapa kali mereka menggunakan panggilan sayang, hanya saja Zia belum terbiasa. Jadi lebih sering memanggilnya dengan embel-embel kakak.

"Ihh, gak mau. Lagian nikahnya besok, manggil sayangnya juga besok aja."

Senyum Riko berubah masam, dugaannya salah. Rupanya Zia belum menyetujui permintaannya, "ya udah."

"Mau kemana?" Zia mencekal lengan Riko, mencegahnya pergi.

"Lho, kamu siapa?"

"Kan, kan, mulai deh."

"Emang kita kenal?

Zia menyemburkan tawanya, sekarang Riko terlihat seperti anak kecil yang marah pada ibunya. Dia marah, namun sifat manjanya masih terlihat jelas.

Anulika [Hiatus]Where stories live. Discover now