🍁--dua puluh delapan

13.9K 817 12
                                    

Ayo yang belum follow, follow dulu biar makin seru bacanya.

Zia berjalan menyusuri trotoar jalan, sesekali ia mengelap keringat didahinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Zia berjalan menyusuri trotoar jalan, sesekali ia mengelap keringat didahinya. Sungguh cuaca hari ini sangat panas membuat tenggorokan Zia terasa kering.

Tapi perempuan itu tidak menyerah, Zia terus berjalan hingga langkahnya terhenti saat seseorang memanggil namanya dari dalam mobil.

"Zia! Sini masuk." Orang tersebut sedikit berteriak karena Zia tak kunjung menghampirinya.

Bukan tanpa alasan Zia tidak menghampiri orang itu, ia takut itu adalah orang yang pura-pura kenal dengannya. Kemudian menyuruhnya masuk dan menculiknya, sungguh mengerikan.

Zia enggan menghampiri dan memutuskan untuk jalan kembali, hingga orang itu memanggil namanya lagi dan Zia berhenti.

"Zia! Ini saya Yuda."

Benar pria itu adalah Yuda, sungguh dia sangat kesal karena setelah menyebutkan namanya saja perempuan itu tetap tidak menghampirinya.

Akhirnya Yuda keluar dari mobil dan berjalan menghampiri Zia yang berdiri membelakanginya, "hei."

"Eh?"

"Apa? Kaget? Dari tadi dipanggil bukannya nyamperin, malah mau pergi." Yuda menatap kesal Zia dan menarik pergelangan tangannya pelan.

Zia merutuki kebodohannya, bisa-bisanya Zia mencoba pergi padahal dia sendiri tahu kalau yang memanggilnya itu Yuda.

"Masuk, Zi."

"Iya, pak." Zia mengangguk kemudian masuk ke dalam mobil.

"Mau kemana? Kenapa jalan sendirian? Ardan kemana? Bukannya dia udah ada di Jakarta, ya?" Yuda langsung menyerang Zia dengan pertanyaan bertubi-tubi. Tidak peduli perempuan itu akan menjawabnya atau tidak, yang pasti sekarang Yuda khawatir saat melihat keadaan Zia.

"Satu-satu pak nanyanya."

"Udah jawab aja, Zi."

"Umm, jadi Zia mau pergi ke supermarket karena bahan masakan dikulkas udah abis. Tapi pak Ardan gak bisa nemenin karena ada jadwal pertemuan mendadak." Setelah menjawab pertanyaan Yuda, Zia langsung mengambil beberapa lembar tisu untuk mengelap sisa keringatnya.

Yuda hanya mengangguk kemudian mengambil air mineral yang selalu disediakan didalam mobil, lalu memberikannya kepada Zia.

Air mineral tersebut langsung diterima dengan antusias oleh Zia, terlihat sekali kalau dirinya sedang kehausan sekarang.

"Alhamdulillah, makasih pak air minumnya." Zia menutup kembali botol tersebut dan meletakkannya diatas paha.

"Sama-sama, ya udah sekarang kita ke supermarket."

Zia langsung menoleh dan menggelengkan kepalanya, "enggak pak, Zia bisa sendiri kok."

"Kamu itu lagi hamil, nanti kecapean. Kamu mau anak kamu kenapa-kenapa?"

Anulika [Hiatus]Where stories live. Discover now