🍁--tiga puluh

18.3K 896 150
                                    

Perjuangkan cintamu tanpa menyakiti perasaan orang lain- Frezia Anulika -________________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Perjuangkan cintamu tanpa menyakiti perasaan orang lain
- Frezia Anulika -
________________________________________

Hari berganti malam, seorang pria berjalan mondar mandir didepan pintu menunggu kedatangan istrinya.

Sungguh ia sangat menyesal tidak menuruti permintaan yang tidak seberapa itu, kalau sudah begini dan terjadi apa-apa dengan Zia pasti dirinya yang menjadi sasaran kemarahan sang mama.

Benar kata Vina, seharusnya Ardan menunjukkan sisi baiknya dan bersikap seolah-olah sangat mencintai Zia agar dia tidak curiga.

Tapi entahlah rasanya cukup sulit berpura-pura baik padanya. Padahal hampir setiap malam Ardan tidur sambil memeluk Zia, bahkan ia pernah sulit tidur karena Zia tidak tidur bersamanya.

Aneh memang, tapi Ardan mengakui kalau tidur sambil memeluk istrinya adalah kenyamanan yang tidak ada duanya.

Bahkan Vina tidak bisa memberikan kenyamanan yang ia dapat dari Zia. Tapi tetap saja Ardan akan memperjuangkan Vina, karena bagaimanapun dia adalah cintanya.

Ardan melirik jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh malam. Lihatlah malam sudah semakin larut tapi Zia belum juga pulang.

Hingga Ardan memilih pergi ke kamar, tiba-tiba saja pintu terbuka memperlihatkan Zia dengan mata sembabnya.

Sebenarnya Zia tidak ingin pulang, ia masih takut untuk bertemu Ardan. Tapi Riko memaksanya bahkan mengantarkan Zia sampai apartemen.

Ardan memutar langkahnya, ia berjalan tergesa menghampiri Zia lalu memeluknya erat. "Kamu kemana saja, Zi?"

Jika biasanya Zia membalas pelukan Ardan, kali ini tidak. Zia mengabaikannya dan membiarkan pria itu berbicara semaunya karena Zia sudah lelah untuk sekedar menjawab pertanyaan Ardan.

"Zi?" Ardan meregangkan pelukannya agar bisa menatap Zia.

"Um?"

"Kamu baik-baik saja?"

Zia menggeleng, ia berjalan mundur menjauh dari Ardan lalu berlari menuju kamar.

Tubuhnya terasa lengket dan Zia akan membersihkan tubuhnya terlebih dahulu sebelum istirahat.

Saat keluar dari kamar mandi, Zia melihat Ardan duduk ditepi kasur sembari menatapnya.

Zia berusaha mengabaikannya dan berjalan menuju kasur kemudian menarik selimut hingga menutupi leher karena udara kali ini sangat dingin, ditambah lagi dengan ac yang menyala.

Matanya terpejam namun Zia belum sepenuhnya tidur, ia ingin tahu apa yang akan Ardan lakukan kepadanya.

Beberapa menit berlalu, Zia merasakan sebuah pergerakan dari arah belakang.

Selain itu Zia juga merasa kalau perutnya diusap, rasanya sangat nyaman. Bahkan lebih nyaman dari usapan Riko tadi.

"Maafin saya, Zi." Ardan memeluk Zia dari belakang, dan mengusap perutnya untuk memenuhi keinginan yang sempat tertunda karena ulah dirinya.

Anulika [Hiatus]Where stories live. Discover now