🍁--dua--🍁

43.1K 2.3K 14
                                    

Pagi harinya seorang pria bernama Ardan itu terbangun saat mendengar suara tangisan, tubuhnya menggeliat beberapa saat sebelum membuka matanya yang masih terpejam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi harinya seorang pria bernama Ardan itu terbangun saat mendengar suara tangisan, tubuhnya menggeliat beberapa saat sebelum membuka matanya yang masih terpejam. Ardan meraba-raba kasur disebelahnya dan tangannya tidak sengaja menyentuh bagian tubuh seseorang, sontak saja matanya terbuka lebar dan melihat sosok orang tersebut. Tidak sampai disitu, Ardan juga memastikan keadaan tubuhnya lalu menghela nafas kasar, "masalah baru lagi," monolognya.

Dipakainya pakaian yang sempat terlepas itu sebelum menghampiri Zia, Ardan tidak bodoh mengenai hal apa yang sudah dilakukannya semalam. Oleh sebab itu mau tidak mau dia harus mengakui kesalahannya dan meminta maaf, "hei, sorry."

Zia bergerak menolak sentuhan Ardan, dia sudah terlalu jijik terhadap pria ini.

Melihat kondisi Zia yang seperti ini, Ardan berinisiatif untuk memberikan baju dan celana milik kekasihnya yang disimpan di kamar bawah. Dia merutuki kebodohannya saat kilasan kejadian semalam hadir di pikirannya, benar-benar memalukan. Masalah yang dulu saja belum selesai, kini malah hadir masalah baru.

"Pakai ini."

Zia mendongak dan menerima pakaian yang diberikan oleh Ardan, setelah itu dia menggulung tubuhnya menggunakan selimut dan berlalu pergi menuju kamar mandi.

Saat menunggu Zia selesai dengan kegiatannya, Ardan mengedarkan pandangan dan tidak sengaja melihat seragam sekolah yang sudah kusut. "Gila, dia masih sekolah!" Erangnya seraya memijat pelipis yang semakin terasa sakit.

Tidak lama kemudian ponselnya berdering, menampilkan nama kekasihnya di layar ponsel.

📞...Vina

"Hai, kamu baru bangun?"

"Iya sayang, ada apa?"

"Hari ini aku gak ada jadwal di rumah sakit, jadi mau main ke apartemen kamu."

"Kapan?"

"Sekarang, ini aku lagi dijalan."

Ardan mematikan sambungan telepon tersebut dan segera menyelesaikan kekacauan ini karena kekasihnya itu selalu memeriksa keadaan kamar untuk memastikan apakah berantakan atau tidak, bertepatan dengan selesainya merapikan tempat tidur, Zia keluar dari kamar mandi dan mengambil barang-barang miliknya.

"Cepatlah pergi, sebelum kekasih saya tiba disini."

Air mata Zia luruh kembali sebelum pergi meninggalkan apartemen dengan perasaan yang kacau, biarlah kali ini dia akan boros dengan memakai uang simpanannya untuk naik taxi karena kakinya tidak begitu kuat untuk berjalan.

Jalanan kali ini tidak terlalu ramai karena bukan hari libur, jadi Zia bisa sampai lebih cepat di kost-an. "Makasih, pak." Setelah menyerahkan uang pada pengemudi, Zia pun beranjak pergi menuju kamarnya.

Anulika [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang