'Anulika' menceritakan kehidupan seorang perempuan cantik yang kerap dipanggil Zia dengan seorang pria tampan bernama Ardan.
Diusianya yang masih remaja, kini Zia sedang mengandung karena sebuah kejadian yang menimpanya disuatu malam.
"Pak, saya ham...
Riko menatap Zia meminta penjelasan karena saat tadi pagi mereka berada di tempat terpisah, "bener kata mama?"
Zia mengangguk ragu, tadi pagi ia sangat tidak nafsu makan karena takut riasan di wajahnya rusak dan rasa gugup lebih mendominasi.
"Nakal," Riko mencolek hidung Zia sesaat.
"Ayo kita sapa temen-temen mama, abis itu makan." Usul Zia, tidak enak juga kalau membiarkan tamu undangan begitu saja sementara kedua pengantin asik sendiri dengan aktivitasnya.
Riko mengangguk pasrah, mereka berdua diarahkan untuk menemui teman-teman Diana. Saling menyapa dan mengobrol beberapa saat sebelum akhirnya berfoto bersama, lalu dilanjutkan dengan kegiatan perjamuan.
Ini merupakan rombongan tamu terakhir yang datang, karena pemilik acara hanya mengundang orang-orang terdekat saja. Bukan tidak mampu untuk menggelar acara pernikahan yang mewah, tapi Zia rasa hal itu tidak pantas untuk dirinya yang berstatus janda.
Padahal Riko dan Diana sudah berusaha membujuk, karena ingin memberikan kesan manis yang tidak terlupakan di hari ini. Sayangnya keputusan Zia tidak bisa diganggu, jadi mereka mengikutinya. Yang terpenting acaranya berjalan lancar, serta kedua mempelai dan para tamu undangan turut bahagia.
Kini beberapa tamu undangan sudah berpamitan pulang, menyisakan keluarga Pradana, serta teman-teman Zia dan juga Riko yang sengaja ingin menghabiskan waktu kebersamaan lebih lama lagi.
Mereka semua berada di ruang keluarga karena tempat acara tadi masih berantakan sehingga tidak leluasa untuk berkumpul.
Pandangan Ardan fokus pada satu objek yang sedari tadi mengusik suasana hatinya, yaitu sosok anak kecil yang terus menempel pada Riko kemanapun laki-laki itu pergi. Mulutnya pun terus berceloteh menceritakan banyak hal yang membuat dirinya sendiri tertawa.
"Jagoan papa gak cape?" Tanya Riko, merapikan rambut Galen yang sedikit berantakan.
Galen menggeleng, justru hari ini ia sangat senang karena ada banyak orang disini. Selain itu, ia juga senang karena melihat penampilan Zia yang terlihat seperti seorang putri menurutnya.
"Galen punya bola baru, ayo kita main!" Seru Galen tidak sabar ingin segera memainkan bola pemberian Yuda.
"Bola baru dari siapa, sayang?" Tanya Zia ikut penasaran.