🍁--lima puluh delapan

18.1K 693 85
                                    

"Ternyata karma itu benar-benar ada"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ternyata karma itu benar-benar ada"

- Ardan Pradana -
________________________________________

Diana tersenyum ramah menyambut kedatangan Riko dan Zia, "udah selesai makannya?"

"Kita gak makan, cuma ngobrol-ngobrol aja barusan." Balas Riko mendapat decakan sebal dari Diana.

"Kenapa gak makan? Zia pasti laper tuh, tadi pagi sarapannya dikit banget."

Riko menatap Zia meminta penjelasan karena saat tadi pagi mereka berada di tempat terpisah, "bener kata mama?"

Zia mengangguk ragu, tadi pagi ia sangat tidak nafsu makan karena takut riasan di wajahnya rusak dan rasa gugup lebih mendominasi.

"Nakal," Riko mencolek hidung Zia sesaat.

"Ayo kita sapa temen-temen mama, abis itu makan." Usul Zia, tidak enak juga kalau membiarkan tamu undangan begitu saja sementara kedua pengantin asik sendiri dengan aktivitasnya.

Riko mengangguk pasrah, mereka berdua diarahkan untuk menemui teman-teman Diana. Saling menyapa dan mengobrol beberapa saat sebelum akhirnya berfoto bersama, lalu dilanjutkan dengan kegiatan perjamuan.

Ini merupakan rombongan tamu terakhir yang datang, karena pemilik acara hanya mengundang orang-orang terdekat saja. Bukan tidak mampu untuk menggelar acara pernikahan yang mewah, tapi Zia rasa hal itu tidak pantas untuk dirinya yang berstatus janda.

Padahal Riko dan Diana sudah berusaha membujuk, karena ingin memberikan kesan manis yang tidak terlupakan di hari ini. Sayangnya keputusan Zia tidak bisa diganggu, jadi mereka mengikutinya. Yang terpenting acaranya berjalan lancar, serta kedua mempelai dan para tamu undangan turut bahagia.

Kini beberapa tamu undangan sudah berpamitan pulang, menyisakan keluarga Pradana, serta teman-teman Zia dan juga Riko yang sengaja ingin menghabiskan waktu kebersamaan lebih lama lagi.

Mereka semua berada di ruang keluarga karena tempat acara tadi masih berantakan sehingga tidak leluasa untuk berkumpul.

Pandangan Ardan fokus pada satu objek yang sedari tadi mengusik suasana hatinya, yaitu sosok anak kecil yang terus menempel pada Riko kemanapun laki-laki itu pergi. Mulutnya pun terus berceloteh menceritakan banyak hal yang membuat dirinya sendiri tertawa.

"Jagoan papa gak cape?" Tanya Riko, merapikan rambut Galen yang sedikit berantakan.

Galen menggeleng, justru hari ini ia sangat senang karena ada banyak orang disini. Selain itu, ia juga senang karena melihat penampilan Zia yang terlihat seperti seorang putri menurutnya.

"Galen punya bola baru, ayo kita main!" Seru Galen tidak sabar ingin segera memainkan bola pemberian Yuda.

"Bola baru dari siapa, sayang?" Tanya Zia ikut penasaran.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 19, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Anulika [Hiatus]Where stories live. Discover now