22.

4.8K 620 57
                                    

"Elshava...." Mata Chance jelas menangkap sosok Elshava yang tengah bersama seorang perempuan tetapi ia tidak mempedulikan itu melainkan pisau di tangan perempuan itu, pisau yang kini menancap pada perut Elshava. "Apa yang kau lakukan sialan!" Chance berniat untuk menarik perempuan yang menusuk Elshava tersebut tetapi belum sempat ia melakukan itu, perempuan itu lebih dulu tumbang dengan luka tusukkan yang sama seperti Elshava.

Chance membekap mulutnya terkejut ketika perempuan itu tumbang sedangkan Elshava masih dalam keadaan sadar menatapnya kesakitan. Chance segera mendekati Elshava berusaha untuk menahan tubuh pria itu, mengeluarkan sapu tangan hitam milik Elshava yang ia bawa untuk menghentikan darah yang mengalir dari perut Elshava.

"Elshava..." Chance menepuk pelan wajah Elshava, pria itu ikut tumbang di atas pelukkannya. "Elshava bertahan sebentar jangan pejamkan matamu, tetap bersamaku mengerti?"

Chance tak mencabut pisau yang menancap pada perut Elshava karena hal itu dapat menyebabkan pendarahan. Tak dipungkiri Chance sangat panik tetapi ia harus terlihat tenang, ia sampai lupa bagaimana cara untuk berteriak meminta tolong dan lebih memilih untuk menahan darah yang terus mengalir dari perut Elshava menggunakan sapu tangan, sekarang tangannya pun sudah dipenuhi oleh darah.

Dengan keadaannya yang begitu lemah, Elshava masih berusaha mengangkat tangannya untuk menggapai wajah Chance. Pisau yang menancap pada perut Elshava memang sangat menyakitkan tetapi ia lebih sakit ketika melihat Chance menangis. Ya, perempuan itu sedang menangisinya.

Rasanya Elshava ingin berkata kepada perempuan itu untuk tidak menangis tetapi Elshava tidak bisa, ia tidak memiliki tenaga sebanyak itu.

"Kau bisa mendengarkanku bukan?" Tanpa sadar air mata Chance mengalir semakin deras. "Lihat, aku berhasil menjalankan misinya, aku membawa sapu tangan ini kepadamu."

"Elshava... sialan, kau pria bajingan sialan! Kenapa kau terluka brengsek!" teriak Chance dengan tangis semakin menjadi, ia juga tidak tau kenapa ia menangis.

Bersamaan dengan teriakkan Chance, segerombolan penjaga datang bersama Walace. "Lady, kami mendengar Anda berteriak, ada apa?"

Chance membalikkan tubuhnya menatap Walace dengan wajah yang penuh air mata, tangan serta dressnya sudah dipenuhi oleh darah milik Elshava. "Walace bawa dia ke rumah sakit," seru Chance tanpa berniat menjelaskan apa pun kepada Walace.

Walace mengangkat tangan kanannya memberi kode kepada penjaga yang mengikutinya untuk membawa tubuh Elshava. "Bawa dia dengan perlahan, dia mengalami pendarahan hebat." Chance ikut bangkit ingin menyusul para penjaga yang membawa tubuh Elshava tetapi Walace menahannya. "Lady, kami akan membawa pangeran ke Istana Barat, dokter pribadi pangeran akan mengobatinya. Anda bisa menunggu di Istana Timur."

"Kau gila! Dia terluka sangat parah, dia harus segera di bawa ke rumah sakit!" teriak Chance meronta berusaha melepaskan diri dari Walace.

"Lady, maaf tapi kami tidak bisa membawa Pangeran Elshava ke rumah sakit dalam keadaan seperti ini."

"Dia bisa mati sialan!" Chance menatap tubuh Elshava yang semakin menjauh membuatnya semakin marah karena Walace menahannya. "Aku bilang bawa dia ke rumah sakit!"

"Maaf lady tapi kami harus melakukan ini. Saya akan memberitahu Anda jika pangeran sudah membaik." Walace kembali mengangkat tangan kanannya memberi instruksi kepada dua orang penjaga untuk menahan tubuh Chance.

Hidden DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang