02.

9.2K 843 37
                                    

          Kehadiran Elshava ke kediaman Wang tak lain untuk melamar putri semata wayang mereka tetapi ia justru disambut dengan sedikit aneh. Entah sudah berapa lama Elshava duduk berhadapan dengan keenam pria yang menatapnya seolah siap memangsanya.

Keenam pria itu tak lain tak bukan saudara Chance yaitu Louive, Harvor, Reale, Greatiel, Mores dan satu pria yang duduk di tengah adalah Arlington, ayah perempuan itu yang jelas menatapnya dengan sangat tajam, mata itu bahkan hampir tak berkedip.

Kecanggungan yang berlangsung cukup lama itu menciptakan atmosfer yang dingin, tak ada yang berinisiatif untuk membuka suara, sampai akhirnya Mores–kembarannya Chance bangkit dari duduknya dan membuka suaranya.

"Sebenarnya aku tidak tau kenapa aku di sini, jika kau menginginkan saudari kembarku, silahkan bawa saja dan jangan lupakan macan-macan miliknya."

Ya, Chance memang memelihara beberapa ekor macan dan hanya perempuan itu yang berani bermain dengan macan-macannya.

Sontak kejujuran Mores barusan dihadiahi keempat tatapan tajam dari saudara laki-lakinya yang lain dan extra satu tatapan yang sangat tajam dari Arlington, ayahnya.

"Oh ayolah aku hanya bercanda, kalian terlalu serius," Mores memaksa tawanya lalu kembali duduk, "Jadi kapan kalian akan menikah?"

Entahlah, menurut Mores, ayah dan saudaranya sangat berlebihan. Bukankah menikah adalah hal yang wajar?

Lagi pula Chance sudah dewasa dan lagi jika yang melamarnya adalah seorang calon raja, bukankah Chance akan memiliki hidup yang sangat layak? Kelak Chance mungkin akan menjadi perempuan nomor satu di Inggris.

"Apa kita sedang lomba menatap?" tanya Arthur berusaha memecah kecanggungan yang terjadi, "Arlington, apa kita bisa bicara sebentar? Hanya kita berdua."

Ajakkan Arthur barusan langsung disetujui oleh Arlington. Pria itu bangkit dari duduknya untuk pergi ke tempat yang lebih tertutup, menatap Arthur dengan pandangan tak suka.

"Hari ini aku datang sebagai Ayahnya Elshava bukan sebagai raja–"

"My daughter is not for sale, do you get it?" potong Arlington tak ingin mendengar lebih dari Arthur, ia hanya ingin pria itu beserta keluarganya segera pergi dari kediamannya.

"Kedatangan kami ke sini untuk melamarnya, kelak dia akan menjadi Ratu Inggris jika kau membiarkannya menikah dengan Elshava."

Usaha Arthur nyatanya sia-sia, Arlington yang keras kepala itu tetap mengusirnya pergi. "She's not for sale, please leave."

"Arlington," panggil Arthur berusaha untuk mengintimidasi Arlington.

Bukannya merasa takut, Arlington justru menyilangkan tangannya dan berbalik memanggil nama temannya itu dengan lancang. "Arthur."

"Aku mohon, kenapa kau keras kepala sekali?"

"Kau juga keras kepala sialan, pergilah dari rumahku," usir Arlington tak kalah kesal. Kedua pria tua itu sedang bertengkar, masing-masing memihak anak mereka.

"Kau berbicara seperti itu kepada seorang raja?"

"Bukankah kau bilang kau datang sebagai seorang ayah dari Elshava? Maka dari itu pergilah."

"Jika aku datang sebagai seorang raja, apa kau akan memberikan putrimu?"

"Putriku bukan barang," Rahang Arlington terlihat mengeras, "Jawabanku tidak berubah, sekali tidak maka akan tetap tidak bedebah. Lebih baik kau memenggalku dari pada aku harus menyerahkan putriku."

"Baiklah." Arthur sudah meminta Arlington dengan baik-baik tetapi pria itu tidak mau mendengarnya, maka dari itu jangan salahkan Arthur jika ia memakai ide gila Elshava.

Hidden DesireWhere stories live. Discover now