59. HEA

4.4K 466 32
                                    

Seorang perempuan akan menjadi dewasa dengan sendirinya seiring berjalan waktu dan kejadian, tahap itu mungkin terjadi ketika mereka menikah atau ketika memiliki seorang anak seperti Chance yang menjadi lebih dewasa setelah ia memiliki empat orang anak–satu putri dan tiga putra kembarnya.

Setelah berselang dua tahun Victoria lahir, Elshava dan Chance sepakat untuk memiliki satu orang anak lagi tapi siapa sangka jika mereka justru mendapatkan tiga sekaligus.

Waktu seakan berjalan dengan cepat sekarang Elshava telah menjadi ayah dari empat anak di usianya yang sudah menginjak 39 tahun.

Rasanya baru kemarin saat pertama kali mereka tau jika Chance sedang mengandung kembar tiga, dokter menyarankan untuk menggugurkan satu bayinya sebelum usianya semakin matang. Hal itu sendiri disarankan karena takut menekan jantung Chance.

"When we found out she had triplets, the doctor strongly suggested that it would be good for my wife as the babies if we let one of them go," Elshava tampak terlihat serius berbicara dengan Arlington, mertuanya.

Setelah kehamilan pertama Chance, keduanya memang menjadi lebih dekat. Arlington yang mulai menerima Elshava bukan sebagai menantu melainkan putranya sendiri.

"Aku sangat bingung karena ini keputusan yang sulit mengingat aku harus memilih satu anakku untuk dilepaskan. Sebagai seorang orangtua tentu daddy mengerti persaanku bukan?"

Arlington mengangguk cepat, wajahnya tampak serius mendengarkan cerita Elshava.

"Tapi aku sangat bangga dengan istriku–"

"Anakku," potong Arlington meralat ucapan Elshava.

"Ya, anakmu adalah istriku, dad," jawab Elshava santai seolah terbiasa dengan itu, "Dia bersikeras untuk mempertahankan ketiga bayinya, dia yakin bisa melahirkan mereka semua."

Dengan keyakinan yang Chance miliki, wanita itu mempertahankan ketiga bayinya sampai akhir sehingga kini mereka bisa memiliki empat anak yang sehat.

"Aku juga bangga karena kau selalu mensupport istrimu, kau juga suami yang hebat, son, aku sangat bangga kepadamu." Menepuk pelan pundak Elshava.

Arlington merasa bangga karena Chance memilih Elshava dulu, ia membuat pilihan yang tepat dan menurutnya, Elshava adalah pilihan terbaik yang pernah Chance buat.

"Di mana Arthur?" Arlington melihat ke sekeliling, rumahnya ramai dengan kehadiran anak, menantu, dan para cucunya tetapi rumahnya masih terasa hampa tanpa kehadiran Arthur, teman lamanya, "Biasanya aku sudah melihatnya berlarian dikejar oleh husky istriku."

Mereka memang selalu berkumpul di rumah Arlington setiap akhir bulan dan Arthur serta Victoria biasanya juga hadir tetapi kali ini, kedua manusia itu tidak menampakkan batang hidungnya di rumah Arlington.

"Papa hari ini tidak datang, dia sedang berada di Skotlandia, menyusul mama."

"Ah, biar kutebak, cinta lama yang belum usai?"

Elshava tertawa seolah mengiyakan tebakan Arlington.

"Ayahmu memang sedikit lambat jika menyangkut cinta, beruntung kau tidak lambat seperti dia."

"Elshava!" teriak Chance lantang dari kejauhan sambil menggendong seorang balita yang berusia satu tahun, "Victoria memukulku!" adunya dengan kesal.

Bersamaan dengan itu, seorang anak perempuan dengan rambut pirang dan mata berwarna biru terang datang menghampiri Elshava. Berbanding terbalik dengan Chance, anak perempuan yang memiliki nama Victoria itu tampak begitu tenang berjalan menghampiri ayahnya.

"Victoria, kenapa memukul mommy?" Menarik tubuh mungil itu ke atas pangkuannya.

"Mommy bilang jika papa sudah menikah dengan mommy," adunya sedikit kesal, anak perempuan itu memeluk leher Elshava dengan erat.

Hidden DesireWhere stories live. Discover now