23.

4.7K 641 27
                                    

Beberapa hari berlalu setelah insiden penusukkan di Istana Barat dan sampai sekarang Chance belum mendengar kabar tentang Elshava sedikit pun, tak satupun orang membicarakan insiden beberapa hari yang lalu, mereka bertingkah normal seolah tak pernah terjadi apa pun sebelumnya. Hanya saja, Chance tidak diperbolehkan untuk melangkah keluar dari Istana Timur, seluruh sudut istana dipenuhi oleh penjaga yang tak akan berpikir dua kali untuk menyeret Chance kembali jika ia tidak menurut.

Entah perintah siapa yang mereka pegang tetapi dalam hal ini Chance berusaha untuk tetap tenang dan tak melibatkan keluarganya dengan meminta bantuan saudara atau orangtuanya. Meski Chance tak tau apakah Elshava masih hidup atau sampai kapan ia akan berada di Istana Timur.

Alasan Chance tetap bertahan karena perkataan Elshava sebelumnya...

'Tak ada yang bisa kau percaya di istana ini. Jika kau tak percaya kepadaku, setidaknya lindungi dirimu sendiri, untukku.'

Ya, Elshava tidak ada di sisinya oleh karena itu Chance harus bisa melindungi dirinya sendiri, ia harus tetap bertahan sampai akhir, setidaknya sampai Elshava kembali.

'Jika kau terluka lagi maka aku yang akan repot jadi jangan sampai ini terjadi lagi.'

Ia tidak akan terluka karena Elshava tak di sini... jika ia sampai terluka, siapa yang akan mengobatinya?

'Ini tidak akan lama, aku akan segera menemuimu.'

Apa Elshava berbohong kepadanya? Ia bilang akan segera menemui Chance. Empat hari bukanlah kata yang tepat untuk menggambarkan 'tidak akan lama'.

Empat hari berlalu tetapi Elshava tak kunjung menemuinya, pria itu tidak menepati perkataannya...

Pria jahat...

"Lady, teh Anda." Seorang pelayan menginterupsi lamunan Chance dengan menaruh secangkir teh di hadapan perempuan itu. Chance tersenyum tipis begitu mendongakkan kepalanya menyadari jika pelayan yang memberinya teh adalah pelayan yang sama dengan pelayan yang memanggilnya ke kamar Elshava empat hari yang lalu.

Hari ini pelayan itu kembali muncul di hadapannya dan menyajikan teh untuknya, jelas Chance tak memita teh dan ia yakin jika pelayan tersebut bukanlah pelayan Istana Timur karena Chance tak pernah melihatnya sebelumnya.

"Mencoba menyakitiku sekali lagi?" Chance bangkit mencengkram tangan pelayan itu cukup kuat, menahan kepergiannya. "Orang bodoh yang berpura-pura pintar sepertimu tidak bisa menjadi pesaingku," bisik Chance menekan setiap katanya berusaha mengintimidasi pelayan tersebut.

"Lady, apa maksud Anda..." Pelayan itu meringis kecil ketika Chance melepaskan cengkramannya dan kembali duduk.

"Kau ingin aku meminum teh ini?" tanya Chance mengangkat gelas teh tersebut dan mendekatkannya ke arah mulutnya, seolah ingin meminum teh tersebut. "Aku yakin kau tak bisu, apa kau ingin aku memintum teh ini?"

Pelayan tersebut hanya diam berdiri di tempatnya, menundukkan kepalanya bertingkah seolah ia takut kepada Chance. "Aku sedang tidak berselera, kau boleh meminumnya." Senyum Chance hilang bersamaan dengan gelas teh yang ia sodorkan kepada pelayan tersebut. "Kau tak mau meminumnya?"

"La-lady, sa-saya tidak b-berani..." ucapnya terbata segera menjatuhnya tubuhnya, berlutut di hadapan Chance.'

"Siapa yang mengirimmu?" tanya Chance to the point sembari mengangkat kaki kanannya dan ia letakkan di atas kaki kirinya. Meski sudah dalam keadaan seperti ini, pelayan itu tetap saja diam dan tidak menjawab Chance, membuat Chance geram. "Won't you talk?"

Hidden DesireDove le storie prendono vita. Scoprilo ora