52.

5K 539 94
                                    

          Beberapa hari berlalu sejak persidangan yang mana Chance dinyatakan tak bersalah atas insiden tersebut. Kehidupan Elshava kembali seperti sedia kala, saat ia belum bertunangan dengan Chance.

Hidup Elshava seolah kembali menjadi abu, tak ada warna atau kehangatan.

Elshava mau tak mau kembali menjalankan segala tugas dan tanggung jawabnya sebagai putra mahkota, kali ini tak ada Nate yang selama ini menjadi saingannya.

Elshava benar-benar sendirian, hanya ada Walace dan kedua orangtuanya yang sudah resmi bercerai.

"Pangeran, Anda memiliki jadwal keberangkatan ke Australia sore ini, dan juga kunjungan pembukaan museum Australia."

"Sore ini?" tanya Elshava sambil membuka ponselnya, ia bahkan baru sempat membuka ponselnya sendiri karena baru saja tiba setelah melalui penerbangan yang panjang menuju Inggris dan sore ini ia harus kembali melalui penerbangan panjang itu menuju Australia.

Beginilah kehidupan dan keseharian Elshava, ia juga sangat jarang beristirahat karena beberapa tugas Arthur juga dilimpahkan kepada Elshava mengingat pria itu akan segera menduduki tahta Inggris menggantikan Arthur.

Tangan Elshava yang semula sibuk membuka simpul dasinya terhenti ketika matanya menangkap sebuah pesan masuk dari seseorang yang begitu tak terduga.

Tubuhnya bahkan membeku ketika membaca isi pesan tersebut, ia hampir tidak percaya jika ini nyata.

Jika kau memiliki waktu, temui aku di rumah kaca.

"Walace, tepikan mobilnya, aku akan mengendarai mobilnya sendiri karena aku harus pergi ke suatu tempat, kau bisa pulang bersama para penjaga yang lain."

"Tapi pangeran–"

"Batalkan semua agendaku hari ini, ada hal yang lebih penting menungguku."

Walace tak lagi membantah, ia tidak tau hal mendesak apa yang membuat Elshava terlihat begitu terburu-buru.

Kaki Elshava menginjak pedal gas segila mungkin, bahkan bisa dihitung berapa kali ia menginjak pedal rem.

Entah apa yang membuatnya begitu menggila untuk cepat tiba di rumah kaca.

Sesampainya di rumah kaca, Elshava bahkan tidak sempat untuk memarkirkan mobilnya dengan benar atau sekedar merapikan dasinya yang tergantung acak.

Pria itu tampak kebingungan mencari seseorang yang sudah ia tunggu kehadirannya di rumah tersebut.

Matanya meneliti setiap sudut rumah hingga akhirnya destinasi terakhirnya adalah rumah pohon yang terletak di belakang rumah kaca.

Sebelum menyebrangi jembatan tersebut, Elshava bisa melihat lampu kuning yang menyala pada rumah pohon membuatnya semakin yakin jika sosok yang ia cari berada di dalam sana.

Dan benar saja...

Sosok itu, perempuan itu...

Ada di dalam sana, perempuan itu berdiri di hadapannya sembari tersenyum dengan manis.

"Chanelyn?" Elshava tampak terkejut, ia berusaha untuk memastikan jika yang ada di hadapannya memang benar perempuan yang ia rindukan.

Hidden DesireWhere stories live. Discover now