57. HEA

4.3K 515 20
                                    

Beberapa bulan berlalu sejak mereka mengetahui bahwa Chance tengah mengandung dan selama itulah Elshava terus berusaha meyakinkan Chance karena wanita itu tak serta merta menerima kehamilannya begitu saja.

Ya, Chance masih belum menerimanya sampai usia kandungannya menginjak tiga bulan, di mana pertama kalinya mereka melakukan USG dan Chance mendengar detak jantung buah hati mereka, sejak itulah Chance baru mau menerimanya dan mulai melakukan pendidikan prenetal.

Meski terkadang Chance sering melupakan fakta bahwa dirinya sedang hamil, seperti kemarin ketika usia kandungannya menginjak tujuh bulan, perempuan itu justru mengendap keluar dari istana tanpa sepengetahuan Elshava pergi mengikuti konser Westlife.

Masih banyak tingkah absurd lainnya yang dilakukan Chance yang tentunya membuat Elshava harus banyak bersabar dan melatih kekuatan jantungnya, istrinya itu memang menjadi lebih aktif ketika hamil.

Mereka juga melewati masa-masa sulit seperti Elshava yang harus terbangun setiap malam karena Chance yang menangis lantaran perut atau punggunggnya sakit atau harus menghadapi perubahan emosi Chance yang tidak terduga tapi beruntungnya selama kehamilan Chance dianjurkan untuk lebih sering melakukan hubungan intim dan hormon Chance sendiri meningkat sehingga wanita itu menjadi lebih bersemangat dan liar ketika sedang mengandung.

Meski begitu Elshava sangat menikmati setiap moment yang ia lalui bersama istrinya itu, tak sedetik pun ia mengeluh sebaliknya ia justru sangat membantu karena Elshava juga bertanggung jawab atas segala kesulitan yang istrinya hadapi.

Mulai dari morning sickness, perubahan bentuk tubuh akibat berat badan yang naik drastis, mudah kelelahan akibat nyeri pada sekujur tubuh dan sakit punggung, cravings yang disertai dengan gangguan percernaan hingga sakit kepala yang menyebabkan kesulitan untuk tidur, masih banyak yang istrinya alami dan Elshava hanya bisa membantunya dengan tetap berada di sisinya.

Chance tidak pernah mengeluh akan semua rasa sakit itu, ia lebih sering menyimpannya sendiri karena tidak ingin merepotkan tetapi Elshava selalu berada di sisinya dan merasa senang dilibatkan dalam segala proses. Elshava juga tidak pernah melewatkan waktu di mana Chance harus melakukan pemeriksaan meski ia sedang sangat sibuk.

Hanya saja selama kehamilan, istrinya itu menjadi lebih manja dan ingin terus berada dekat dengan Elshava membuatnya sedikit kesulitan jika memiliki pekerjaan di luar negri karena Elshava melarang Chance untuk naik pesawat selama wanita itu hamil.

Selebihnya, Chance sangat mandiri dalam hal apa pun seperti sekarang ketika Elshava tak mendapati istrinya di dalam kamar tidur dan justru mendapati istrinya berada di taman belakang dengan segala perlengkapan berkebun di saat perutnya sudah sangat besar.

"Apa kita kekurangan tukang kebun?" Elshava menghampiri istrinya dengan tawa begitu melihat apron yang dikenakan Chance sudah kotor akibat tanah. "Kamu menjadi semakin bersemangat dan lincah ketika hamil, membuatku khawatir."

"Aku sedang memetik strawberry, kau mau?" Senyum di wajah Chance perlahan pudar ketika ia merasakan keram pada kakinya yang sedikit membengkak. "Ah, kakiku keram lagi."

"Duduklah." Dengan sigap Elshava segera menarik kursi dan menuntun istrinya untuk duduk. Ia berlutut, membuka alas kaki istrinya dan memberi pijatan pelan pada kaki Chance, rutinitas yang selalu ia lakukan selama lima bulan terakhir.

Chance tidak menolak, ia menyandarkan tubuhnya dan mulai memakan strawberry yang ia petik sebelumnya. Tawa kecil Elshava kembali pecah melihat bagaimana Chance yang menjadikan perutnya sebagai pengganti meja.

Ia bersyukur sekarang Chance sudah bisa memakan apa pun tanpa merasa mual seperti dulu saat awal kehamilan. Ia tidak pernah melarang istrinya untuk memakan apa pun karena tau bagaimana sulitnya saat dulu Chance tidak bisa memakan apa pun akibat rasa mual.

Hidden DesireWhere stories live. Discover now