36.

4.2K 449 44
                                    

Elshava yang sejak tadi mengikuti Nate kini berdiri di belakangnya tepat saat Nate ingin membuka pintu rumahnya. Ia tidak berniat untuk mengejutkan pria itu tetapi Elshava yang tak tau bagaimana harus memulai pembicaraan pun akhirnya langsung berkata, "Terima kasih."

Sontak Nate menoleh dengan wajah terkejut bukan main, mengingat ia hanya sendirian sebelumnya.

"Kau mengejutkanku, ada apa?" tanya Nate mengusap dadanya pelan sebelum mempersilahkan Elshava untuk masuk, "Masuklah."

Elshava yang saat itu dipersilahkan masuk pun tanpa berbasa-basi atau tak enak hati langsung masuk dan mencari ruang tamu untuk duduk, lagi pula kakinya sudah cukup dingin berdiri di luar.

"Air putih?" tawar Nate kepada Elshava, sebenarnya ia hanya berbasa-basi.

Tetapi jawaban Elshava membuat Nate sedikit menyesal sudah mempersilahkan pria itu masuk ke dalam rumahnya.

"Kau memiliki alkohol?" tanya Elshava sebagai jawaban atas tawaran Nate.

"Merepotkan," cibir Nate meski begitu, ia tetap membuka sebotol tequila dan memberikannya kepada Elshava.

"Terima kasih sudah menjaga Chanelyn," lanjut Elshava melanjutkan perkataannya yang terpotong di pintu masuk tadi.

"Bagaimana kau tau?" Sebelah alis Nate terangkat sedikit heran karena ia tidak mengatakannya kepada siapa pun.

"Pelayan Istana Timur yang melapor."

Pelayan Istana Timur memang melapor tetapi sebelum laporan itu sampai, Elshava lebih dulu mengetahuinya melalui kamera yang ia pasangkan di kamar Chance tetapi ia tidak bisa mengatakan itu kepada Nate.

Elshava akan dicap sebagai psikopat gila yang terus mengintai tunangannya sendiri atau tunangan cabul nan mesum yang memasang kamera di dalam kamar tunangannya secara diam-diam. Meski sebenarnya alasan Elshava adalah demi keamanan tetapi ia tetap bisa mendapatkan hukuman atas tindakannya itu.

"Tak kusangka kita bisa berbicara seperti ini alih-alih saling menghajar dan menggertak," Nate tertawa kecil sedikit tak menyangka setelah beberapa tahun saling melempar pedang, dirinya dan Elshava bisa duduk dan berbicara seperti ini.

"Aku akan menghajarmu jika kau tidak menjaga Chanelyn dan mengkhianatiku." Elshava menuangkan tequila pemberian Nate dan memberikannya kepada pria itu terlebih dahulu.

"Tak perlu berterima kasih, aku menjaga Chance bukan untukmu." Nate menerima gelas tersebut dan mengangkatnya sebelum menyesapnya sebagai bentuk terima kasih.

Elshava sedikit berdehem sebelum melayangkan pertanyaan, "Bagaimana dengan Bibi Madeline?"

Alih-alih menjawab pertanyaan Elshava, Nate justru mengedikkan bahunya asal seolah tak acuh dan berbalik melayangkan pertanyaan serupa kepada Elshava, "Bagaimana dengan ibumu?"

"Terguncang tapi sudah lebih baik," jawab Elshava jujur tanpa menutupi apa pun. Untuk beberapa saat Elshava hanya diam sebelum akhirnya kembali berkata, "Jangan terlalu membenci ibumu, bagaimana pun dia ibu yang melahirkan dan membesarkanmu."

Nate mengalihkan pandangannya. "Bagaimana dengan rencana yang sudah kita bicarakan? Kapan kau akan menduduki tahta?" tanyanya berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Dewan tak menyukaiku dan rakyat tak sepenuhnya menginginkan ayahku–" perkataan Elshava menggantung sekilas menatap Nate dengan kecanggungan, pria itu kembali berdehem kecil sebelum melanjutkan perkataannya, "Mereka tak sepenuhnya menginginkan ayahku untuk turun tahta."

Nate mengangguk kecil, mengerti dengan situasi saat ini. "Dewan tak memiliki pilihan, cepat atau lambat mereka harus mengangkatmu."

"Sekarang mereka memiliki dua pilihan." Tanpa memutus pandangannya, Elshava justru menatap Nate semakin tajam seolah tatapan itu adalah peringatan kecil untuk Nate.

Hidden DesireTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon