31.

4.6K 542 68
                                    

Satu minggu.

Sudah satu minggu lamanya perempuan itu tidak pulang atau menghubungi Elshava dan selama itu juga ia tidak mendapatkan telepon apa pun dari ibunya Chance.

Elshava sengaja membiarkan perempuan itu di sana karena ingin memberikan sedikit kebebasan pada perempuan itu tapi satu minggu bukanlah waktu yang sebentar.

Setiap hari Elshava menunggu Chance, menunggu perempuan itu pulang atau setidaknya menghubunginya. Sampai pada akhirnya Elshava tak bisa menahannya dan kembali menghubungi Abbey, ibunya Chance.

Tak seperti sebelumnya, kali ini Elshava menunggu cukup lama sampai akhirnya Abbey mengangkat teleponnya.

"Bibi," panggil Elshava memberi sapaan dengan sopan sebelum melontarkan pertanyaan.

"Ya Elshava?" Terdengar suara Abbey yang terdengar begitu lembut dari sambungan telepon sangat berbeda dengan suara putrinya. "Ah, aku lupa memberitahu Chance jika ponselnya tertinggal di sini, kau bisa memberitahunya?"

"Ponselnya tertinggal?" Sebelah alis Elshava terangkat mendengar perkataan Abbey, artinya tunangannya itu tak berada di sana.

"Dia memang mudah melupakan sesuatu."

"Bibi, apa Chance tidak bersamamu?"

"Bukankah Chance sudah pulang ke istana? Dia tidak pernah menginap di sini, begitu mendapatkan album foto dia segera pergi."

Hening.

Elshava hanya diam terkejut bukan main.

Ia bahkan tidak tau jika Chance tidak pernah menginap di rumah orangtuanya, lalu di mana perempuan itu selama satu minggu ini?

"Ada apa Elshava? Apa Chance tidak berada di istana?"

Elshava yang tak ingin membuat Abbey khawatir pun menjawab, "Aku tidak sedang berada di Inggris tapi aku yakin jika Chance sudah pulang, bibi."

Tak lama setelah mengatakan itu, Elshava segera mengakhiri pembicaraan mereka.

"Chanelyn... Chanelyn..." gumam Elshava menopang dahinya pada kedua telapak tangannya. "Ke mana dia pergi?"

Apa perempuan itu melarikan diri?

Wajah Elshava yang mulai memerah perlahan tenggelam dalam kepalan tangannya, tak dipungkiri pria itu kesal bercampur cemas.

Seharusnya Elshava berpikir dengan tenang tetapi semua yang menyangkut Chance benar-benar membuatnya kehilangan akal sehat. Ia tidak bisa tenang atau berpikir dengan jernih.

Sampai akhirnya Elshava teringat akan sesuatu.

Sesuatu yang sangat mengusiknya, yaitu perkataan Romeo satu minggu yang lalu ketika datang ke Inggris dan menanyakan keberadaan Sydney.

Aku akan segera kembali entah untuk Sydney atau malaikatku.

Hanya ada satu nama yang terlintas di dalam benak Elshava, nama yang mungkin saja bertanggung jawab atas hilangnya Chance.

"Romeo, shit!" umpat Elshava segera bergegas keluar dari ruang kerjanya.

"Walace," panggil Elshava melihat pria itu sedang berjalan ke arahnya dengan sebuah map berukuran cukup besar di tangannya. Tanpa mempedulikan itu, Elshava segera berjalan melewati Walace sembari berkata, "Rusia, sekarang."

Hidden Desireحيث تعيش القصص. اكتشف الآن