40.

4.8K 492 23
                                    

          Beberapa hari telah berlalu sejak insiden mengerikan itu, keadaan Chance sendiri sudah sangat membaik, memar serta luka pada tubuh dan wajahnya sudah mulai pulih tetapi keposesifan Elshava akan dirinya tidak berkurang sedikit pun.

Seperti yang sudah pria itu katakan bahwa ia akan tidak akan pernah meninggalkan Chance.

Pria itu benar-benar melakukannya.

Seperti sekarang ketika Chance harus dengan susah payah meyingkirkan tangan Elshava yang memeluk tubuhnya dari belakang sepelan mungkin agar tidak membangunkan pria itu karena jika sampai Elshava terbangun maka ia akan mengikuti Chance ke mana pun ia pergi.

Dengan derap langkah yang begitu pelan ia segera memakai kimono satinnya guna menutupi sleep dress miliknya dan segera melangkah keluar dari kamar Elshava.

Gio, Obe dan Evo. Chance sudah sangat merindukan ketiga macan peliharaannya itu.

Ia hanya ingin menemui mereka dan bermain untuk beberapa waktu, setelahnya Chance akan kembali ke kamar sebelum Elshava terbangun.

Itu memang rencana awalnya. Tetapi niatnya terurungkan tatkala ia melihat seorang pria yang sedang bermain dengan hewan peliharaannya.

Pria itu adalah Marc.

Senyum Chance seketika pudar ketika pria itu mendatanginya dengan ramah diikuti ketiga hewan peliharaan miliknya.

"Chanelyn," panggilnya lembut dan Chance sangat benci mendengar namanya dipanggil oleh pria itu. "Wajahmu, apa kau baik-baik saja?"

Bukannya menjawab pertanyaan Marc, ia justru memanggil ketiga peliharaannya dengan tegas. "Gio, Obe, Evo kemari!"

Mendengar namanya dipanggil, ketiga hewan buas itu seolah mengerti dan segera berjalan ke arah Chance– berdiri tepat di belakang Chance, menatap Marc dengan tak kalah tajam.

"Apa salahku sampai pantas mendapatkan ini?" tanya Chance, suaranya terdengar sangat dingin.

"Chanelyn?" panggil Marc lembut, wajahnya terlihat begitu polos seolah ia tidak bersalah. Jika Chance bodoh mungkin saat itu ia sudah tertipu dengan tampang Marc.

"Apa kesalahanku sampai kau melakukan ini?"

"Tarik nafas dan tenangkan dirimu, aku tau belakangan ini semua berjalan sangat sulit untukmu–"

PLAKKK

Satu tamparan mendarat pada wajah Marc, memotong perkataan pria itu tanpa rasa ragu.

"Itu kau bukan? Kau yang melakukan semua ini."

"Chanelyn, kita harus bicara di tempat yang lebih tenang, tolong kontrol emosimu."

"Berhenti memanggil namaku dengan mulut kotormu itu. Pengkhianat sepertimu lebih rendah dari kotoran. Aku tak pernah menyangka akan ditusuk oleh orang yang hampir aku percaya, kau benar-benar mengkhianatiku."

"Aku tak mengkhianatimu... Aku tak pernah bermaksud untuk mengkhianatimu."

Tamparan yang Chance layangkan tadi seolah tak cukup untuk melepas topeng pria itu.

"Mulai sekarang jangan pernah menampakkan dirimu di hadapanku. Jangan pernah sedetik pun berurusan denganku."

"Aku tak bermaksud–"

"Enyahlah dari hadapanku, Gio, Obe dan juga Evo."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hidden DesireWhere stories live. Discover now