Epilog

9.6K 626 108
                                    

          Nyaringnya suara elektrokardiograf menusuk pendengaran Elshava, tangis seluruh keluarga membuat hatinya semakin hancur ketika ia harus menyaksikan kematian wanita yang ia cintai.

Tak lagi kuat dengan semua itu Elshava terbangun dari tidurnya dengan keringat yang bercucur deras.

Ia berusaha mengatur nafasnya sendiri menyadari jika dirinya hanya bermimpi. Semua itu hanya mimpi, mimpi buruk yang terus menghantuinya.

Elshava menghela nafas panjang menatap jam yang menunjukan pukul tiga sore, bagaimana ia bisa tertidur ketika sudah berjanji untuk membawa anak-anaknya bertemu dengan ibu mereka?

Pria itu segera bangkit melupakan mimpi buruknya, ia mempersiapkan segala perlengkapan yang diperlukan karena mereka akan menginap di luar istana hari ini.

Setelah menempatkan Royal, Langston, dan Leighton di dalam mobil, ia segera menggendong putri bungsunya, Ethela.

Saat dirinya akan masuk ke dalam mobil, ia baru menyadari jika Victoria, putri sulungnya tidak berada di dalam mobil.

Hal itu membuat Elshava kembali masuk ke dalam istana untuk mencari Victoria.

"Victoria!" panggil Elshava menyerukan nama putrinya masih dengan menggendong Ethela yang belum bisa ia tinggalkan.

Putri sulungnya itu tak menjawab panggilannya membuat Elshava yakin jika Victoria sedang bersembunyi di suatu tempat dan benar saja, ia menemukan Victoria yang duduk di bawah meja kerjanya.

Anak itu mengenakan dress pendek berwarna putih, legging senada dan sebuah syal yang melingkar pada lehernya.

Melihat dari ekspresinya, sepertinya Victoria marah.

"Victoria, kamu tidak ikut? Kita akan menemui mommy."

Anak itu memalingkan wajahnya, "I'm not playing with you papa. You don't even listen to me, you only look at Ethela."

Mendengar itu membuat Elshava tampak merasa bersalah, ia seperti ayah yang buruk mengingat tadi dirinya mengabaikan Victoria karena sibuk mengurus Ethela.

"I'm sorry I didn't listen to you," Elshava sedikit menunduk ikut masuk ke dalam kolong meja kerjanya agar bisa berbicara lebih dekat dengan Victoria, "Because Ethela is still a baby, I have to look after her."

"You should look after me too, papa."

"That was wrong of me, I'm so sorry, baby."

Melihat bagaimana Elshava yang sudah merenungkan kesalahannya membuat Victoria luluh dan memeluk Elshava.

"It's okay papa."

"Kalau begitu kita siap untuk menemui mommy?" Elshava memakaikan topi rajut yang ia bawa di dalam saku jasnya pada Victoria dan menggendong anak itu dengan sebelah tangannya. Sedangkan tangan yang lain ia gunakan untuk menggendong Ethela.

"Let's go!" jawab Victoria antusias, tak sabar untuk bertemu dengan ibunya.

"Papa, kenapa Ethela selalu memakai veil?" tunjuk Victoria pada adiknya, Ethela yang wajahnya tertutupi oleh veil.

Berbeda dengan Victoria dan saudaranya yang lain, Ethela selalu memakai veil seolah tak ada yang boleh melihat wajahnya terutama ketika mereka keluar dari istana dan tampil ke hadapan publik.

Ayahnya selalu melindungi wajah Ethela dari sorotan kamera sehingga tak ada yang mengetahui wajah Ethela selain anggota keluarga dan pelayan istana yang sudah bersumpah untuk tidak menyebarkan foto Ethela.

Hidden DesireWhere stories live. Discover now