54. HEA

4.4K 543 50
                                    

Hatinya berdebar tak menentu melihat bagaimana Elshava yang tampak sangat marah, pria itu membawanya pergi dari acara pelelangan dan segera mengemudikan mobil dengan kecepatan yang sangat gila.

Elshava terlihat bergolak menahan amarah mungkin jiwa juga sudah bekecamuk remuk.

Mobil yang terus melaju dengan sangat cepat di jalan tebing lah yang membuat jantung Chance akan berpindah dari tempatnya, entah ke mana Elshava akan membawanya.

Ini sudah lebih dari 30 menit tetapi mereka belum juga sampai pada destinasi mereka.

Diamnya Elshava saat itu juga membuat Chance semakin bingung sampai akhirnya Chance memberanikan diri untuk membuka suara.

"Aku mengerti jika kau sedang marah tetapi jangan mempertaruhkan nyawaku– Astaga Elshava!" Tiba-tiba saja pria itu menginjak remnya hingga Chance tercekik oleh sabuk pengamannya sendiri.

"Untuk apa aku marah?" ketus Elshava menatap lurus tanpa menoleh ke arah Chance, kini ia telah menepikan mobilnya.

Lagi-lagi Chance hanya bisa menelan salivanya, pria itu tak pernah semarah ini sebelumnya dan yang membuat Chance takut adalah ia tidak mengetahui alasan Elshava marah.

Meski pria itu tidak mengaku tetapi jelas terlihat jika pria itu sedang marah, sangat marah.

Sebenarnya Elshava tidak marah hanya saja ia juga tidak mengerti mengapa hatinya risih melihat kedekatan Elcole dan Chance, dan perkataan Arlington semakin memacunya.

Tak ada lagi percakapan setelahnya, hanya bunyi tetesan air hujan yang terbentur dengan badan mobil memecah keheningan di antara keduanya.

Chance hanya diam menatap Elshava, menunggu pria itu untuk berbicara sedangkan Elshava, pria itu hanya menatap lurus memperhatikan hujan yang semakin deras seolah hujan itu lebih menarik dari pada Chance yang ada di sampingnya.

"Kau membawaku sejauh ini hanya untuk memperhatikan hujan? Aku pikir kau akan berbicara denganku." Akhirnya Chance mengalah dan mulai membuka pembicaraan.

Satu pertanyaan klise terlontar dari Elshava, "Kau bahagia?" Suara pria itu terdengar tak bersemangat.

"Kau memiliki pertanyaan lain? Aku yakin banyak yang ingin kau tanyakan, langsung saja."

Sontak Elshava menoleh. Chance masih sama, perempuan itu masih sama tegasnya.

Dengan ragu dan setelah memikirkan ini Elshava melayangkan sebuah pertanyaan yang membuat Chance sedikit terkejut, "Apa Elijah putraku?"

Melihat bagaimana ekspresi Chance yang berubah melihat Elshava kembali berkata, "Kau harus berhati hati terhadap jawaban yang akan kau berikan karena jawaban itu tak akan bisa ditarik kembali dan aku tak akan bisa melupakannya."

Agar perempuan itu mempertimbangkan kembali jawaban yang akan ia berikan.

"Yang benar saja? Dia bukan putramu."

"Lalu apa Elijah putra Elcole?"

"Elijah Kylo Elise, jelas jika dia putra Elcole karena mereka memiliki nama keluarga yang sama."

"Dan apa Elijah... putramu?"

Tanpa ragu Chance mengangguk mantap. "Ya, bohong jika aku bilang tidak."

"Apa... kau sudah menikah dengan Elcole?"

"Apa? Tidak." Jawab Chance dengan cepat, terlihat menahan tawanya sendiri, "Kau mempercayai ayahku begitu saja?"

"Kalian memiliki putra tanpa menikah?"

"Ya," Chance mengangguk, "Karena Elijah anak baptisku."

"Anak baptismu?"

Hidden DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang