29.

4.2K 547 55
                                    

          "You called me, now I'm free, I'm listening to you." Sejak mereka berada di sini, Elshava terus-terusan sibuk dengan ponselnya bahkan tak memperhatikan Chance yang sudah beberapa kali berganti pakaian yang seharusnya ia kenakan nanti di hari pernikahannya.

Ya, hari ini Chance memang mengikuti agenda untuk fitting gaun pengantin dan Elshava ada di sini untuk menemaninya tetapi sejak tadi pria itu bahkan tak menoleh ke arahnya dan hanya sibuk dengan ponsel dan dunianya sendiri.

Jika tidak salah mendengar, pria itu bahkan mengatakan bahwa sekarang ia sedang senggang?

Senggang apanya? Pria itu seharusnya membantu Chance memilih gaun yang cocok untuk Chance.

"Lady, gaun-gaun yang Anda coba hari ini hanyalah contoh. Mengingat pernikahan Anda akan dilaksanakam dalam waktu empat bulan maka kami akan segera membuat gaun yang sesuai berdasarkan keinginan–"

Madam Lilith yang mendekat ingin membantu Chance mengganti gaunnya dengan gaun yang lain pun mengurungkan niatnya tatkala Chance mengangkat tangannya sebagai pertanda agar Madam Lilith berhenti di tempat.

Chance yang masih menatap Elshava dengan sedikit heran dari pantulan kaca pun mengangkat gaun putih nan panjangnya dan berjalan ke hadapan Elshava.

"Bagaimana menurutmu?" tanya Chance dan seketika Elshava mendongakkan kepalanya ke arah sumber suara.

Hanya untuk beberapa detik sebelum Elshava kembali memalingkan wajahnya ke arah ponsel. "Terserah," jawab Elshava cuek seolah tampak tak acuh melihat Chance dalam balutan gaun pengantin.

"Terserah bagaimana? Aku bertanya apa gaun ini cocok untukku?" tanya Chance lagi, kali ini ia memutar tubuhnya agar Elshava bisa melihat keseluruhan gaunnya.

Entahlah, Chance merasa ada yang aneh dari Elshava dan ia hanya ingin pria itu membantunya memilih gaun pengantin.

"Lumayan," gumam Elshava semakin membuat Chance bingung bercampur kesal. Belum sempat Chance menjawab, Elshava kembali memotong dengan berkata, "Kau bisa memilih gaunnya sendiri? Aku sedang sibuk."

Sibuk apanya? Pria itu pengangguran ia tidak memiliki pekerjaan bagaimana mendadak hari ini Elshava bisa sibuk?

Ada rasa kesal bercampur terkejut begitu Chance mendapati respon Elshava yang begitu cuek, pria itu tampak tak peduli dengannya. Apa yang salah dengannya?

Apa ini karena masalah kemarin malam? Ah, Chance bahkan sudah melupakan kejadian kemarin malam.

Kekesalan Chance seketika lenyap ketika matanya menyipit mendapati bekas kemerahan pada leher Elshava yang hampir tertutupi oleh kera kemejanya.

Bekas kemerahan pada leher Elshava itu tidak hanya satu tetapi ada beberapa, hal itu membuat Chance semakin penasaran.

"Ada apa dengan lehermu?" tanya Chance sembari mengulurkan tangannya untuk memeriksa leher Elshava.

Tetapi belum sempat Chance menggapai pria itu, Elshava lebih dulu menahan tangannya dengan cukup kuat. "Don't," larang Elshava dengan sinis, kali ini ia menjauhkan ponselnya dan menepis tangan Chance. "Bukan urusanmu."

Tepat saat itu Walace datang menginterupsi keduanya. "Pangeran," sapa Walace memberi hormat kemudian menunduk untuk membisikkan sesuatu kepada Elshava.

"Di mana?" tanya Elshava dengan raut wajah yang tak berubah sedikit pun masih sama dingin dan datarnya tetapi dari suaranya, Chance bisa mengetahui bahwa ada sesuatu yang terjadi.

"Istana utama, Pangeran."

Sontak Elshava bangkit dari duduknya dan tanpa menoleh ke arah Chance ia membenarkan jas serta kemeja miliknya lalu berpamitan, "Aku harus pergi, selebihnya Madam Lilith akan membantumu."

Hidden DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang