26.

4.9K 697 64
                                    

Rasa sakit yang menyerang bahu Chance membuat perempuan itu terbangun bersamaan dengan sang surya yang baru saja kembali menampakkan diri.

Hal pertama yang keluar dari sela bibir Chance adalah ringisan kecil selagi ia memegang bahunya yang sudah tak tertutupi oleh perban sehingga ia bisa melihat bekas jahitan pada bahunya dengan jelas.

"Apa efek obatnya sudah hilang?" gumamnya berusaha menggerakkan bahunya agar tidak kaku kemudian membenarkan pakaian miliknya yang sedikit berantakkan akibat ulah Elshava kemarin.

Tunggu, Elshava?

Sontak Chance menoleh ke arah ranjang di mana pria berambut pirang masih tertidur dengan lelap. Ini bukan pertama kalinya Chance tidur bersama Elshava atau terbangun dengan Elshava di sisinya, ini juga bukan pertama kalinya Chance melihat Elshava bertelanjang dada, ya pria itu hanya menggunakan celana katun hitam miliknya ketika tidur.

Tetapi ini pertama kalinya Chance tertidur di dalam pelukkan Elshava, menggunakan tangan pria itu sebagai bantalan kepalanya.

"Bukankah kepalaku berat? Apa tangannya tidak pegal?" Chance memegang kepalanya sendiri berusaha untuk menimbang berat kepalanya.

Chance kembali mengalihkan tatapannya pada tubuh telanjang Elshava, memperhatikannya dengan lekat.

Ini bukan pertama kalinya Chance melihat tubuh seorang pria yang terlihat begitu sempurna, para pria dalam pertandingan tinju yang ia tonton juga memiliki tubuh seperti ini bahkan jauh lebih indah hanya saja ini pertama kalinya Chance ingin memegang tubuh itu.

"Para petinju memiliki tubuh seperti ini karena memang profesi mereka tetapi kau," ujarnya menggantung, "Bagaimana seorang pangeran memiliki banyak waktu untuk membentuk tubuhnya sendiri?"

Entah dorongan dari mana Chance mengulurkan tangannya, perlahan tapi pasti ia menyentuh tubuh Elshava dengan jari-jemarinya sebelum benar-benar menempatkan telapak tangannya pada tubuh itu merasakan permukaan kulit Elshava yang hangat.

Ya, tubuhnya terasa hangat. Sehangat wajah Chance yang sekarang sudah memerah.

Sialan, kenapa Chance jadi perempuan mesum seperti ini? Kemesuman Elshava sudah menular kepadanya hanya dengan tidur di sebelah pria itu.

Kepala Chance menggeleng berusaha menepis pikiran-pikiran kotornya, ia segera bangkit dari ranjang menjauhi Elshava yang tanpa Chance sadari, pria itu mengangkat ujung bibirnya ketika Chance beranjak pergi dari sana.

Perlahan Elshava membuka matanya menatap punggung Chance yang bergerak menjauhinya. Elshava memang sudah terbangun ketika mendengar ringisan Chance, ia ingin memeriksa apa perempuan itu baik-baik saja tetapi ia mengurungkan niatnya begitu mendengar Chance yang sedang berusaha untuk melakukan interaksi kepada dirinya yang sedang tertidur.

"Apa itu? Barusan dia mengakui tubuhku indah bukan?" Elshava mengangkat kedua tangannya yang sedikit kebas dan menempatkannya di bawah kepalanya, tersenyum seperti orang bodoh. "Dia menyukai tubuhku sampai salah tingkah."

Kebahagiaan Elshava tak berlangsung lama ketika ia mendengar derap langkah kaki yang ia yakini milik Chance. Pria itu segera kembali berpura-pura terlelap.

"Dia masih tidur atau berpura-pura tidur?" Chance naik ke atas ranjang dengan kemeja biru tua kebesaran milik Elshava yang ia ambil, menumpukan dagunya di atas tangannya tepat di sebelah Elshava, memperhatikan pria itu tidur.

Hidden DesireWhere stories live. Discover now