04.

7.3K 726 9
                                    

"Mulutmu bisa terluka," peringat Nate sambil membantu memegangi rambut Chance selagi perempuan itu mencuci mulutnya bahkan menggosoknya berkali-kali.

Tadi Nate melihat Chance berlarian ke kamar mandi karena takut terjadi sesuatu pun ia langsung menghampiri Chance dan perempuan itu minta dibawakan pencuci mulut.

"Lebih baik begitu, sekarang aku merasa bibirku begitu kotor." Chance menggosok bibirnya lagi, rasa perih pada bibirnya tertutupi oleh rasa kesal dan jijik membayangkan Elshava tadi menciumnya.

"Apa yang terjadi?" tanya Nate lagi, entah untuk yang keberapa kalinya, "Seseorang menciummu?"

Pertanyaan Nate barusan sontak membuat Chance hampir tersedak larutan pencuci mulut, ia berdehem kecil dan melirik kecil ke arah Nate dengan canggung. "Kau tidak lihat? Aku sedang sibuk dan tidak bisa berbicara."

"Elshava tidak pantas mendapatkanmu," gumam Nate masih bisa di dengar oleh Chance.

"I know, tidak ada pria mana pun yang pantas mendapatkanku," Chance akhirnya mengeringkan bibirnya yang sedikit membengkak dengan tissue, "Semua perempuan diciptakan dari tulang rusuk pria, kecuali aku."

Chance bisa melihat Nate yang sedang menatapnya dari pantulan kaca, pria itu berjalan mendekati Chance dan itu membuatnya sedikit gugup, terbayang akan apa yang Elshava lakukan kepadanya sebelumnya.

Chance harap Nate tidak melakukan hal yang membuatnya akan menonjok wajah pria itu karena Nate terus berjalan mendekat.

"Kau masih memakai gelang yang aku berikan," ujar Nate mengulum senyum, matanya menyorot Chance seolah masih ada harapan untuknya.

"Bukankah ini gelang persahabatan? Kau sahabatku tentu aku masih memakainya, bodoh." Sementara perhatian Chance teralihkan pada gelang hitam yang ia pakai, Nate menggunakan kesempatan itu untuk menepis jarak di antara mereka seperti apa yang Elshava lakukan tadi kepada Chance.

Ya, Nate melihatnya. Ia melihat Elshava yang mencium Chance dan itu sangat menyakitinya. Ia tidak menyukainya, ia tidak suka ketika Elshava menyentuh Chance.

"Nate!" Dengan sigap Chance mendorong Nate menjauh, pria itu hampir tersungkur karena tenaga Chance yang begitu kuat, "Jaga sikapmu."

Chance meremas gaunnya menahan amarah bercampur kekecewaannya terhadap Nate, ia tidak menyangka jika Nate akan melakukan hal seperti itu, begitu rendah.

Seketika Nate tersadar akan apa yang ia perbuat, pria itu langsung bersingkut mundur dengan perasaan bersalah. "Maafkan aku," lirihnya dengan mata berair, Nate terlalu marah setelah melihat Elshava mencium perempuan yang ia cintai.

"Aku tidak ingin merusak pertemanan kita, kau harus tau batasanmu, Nate."

Nate tidak tersinggung sama sekali dengan perkataan Chance, ketegasan dan kefrontalan Chance justru semakin membuat Nate menyukainya, ia sudah mengenal perempuan itu cukup lama.

"Aku mengerti," jawab Nate menatap Chance dalam, "Sebelumnya aku berpikir, setidaknya kau tidak akan bersama pria lain jika tidak bersamaku. Kau tidak mungkin memilih orang lain. Aku tidak bisa memilikimu dan itu bukan masalah tetapi sekarang kenapa harus Elshava dan bukan aku?"

"Tidak Nate, kau tidak mengerti. Aku tidak berencana untuk menikah, tidak denganmu maupun Elshava. Aku tidak mencintai siapa pun dan tidak berencana untuk memiliki anak atau memiliki pasangan hidup. Aku ingin hidup sendirian, selamanya, aku ingin bebas dan tidak terikat dengan apa pun atau siapa pun, aku ingin pergi ke mana pun yang aku mau dan melakukan apa pun yang aku inginkan."

Hidden DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang