35.

4.7K 542 33
                                    

          Entah sudah berapa lama ia berdiri, mengetuk pintu di hadapannya, berharap sang pemilik akan membukakan pintu kamar tersebut. Tetapi tak ada jawaban dan respon dari sang pemilik kamar membuat Nate akhirnya berdebat dengan beberapa pelayan Istana Timur karena memaksa untuk meminta kunci cadangan, tanpa seizin Elshava.

Rasa khawatirnya sudah mengalahkan segalanya termasuk rasa takut akan kemarahan Elshava atau peraturan Istana Timur. Ia tidak bisa tenang dan menunggu lebih lama sebelum melihat sosok yang ia cari.

Ini sudah kedua kalinya Nate mendatangi kamar itu dan sudah dua hari pula ia tidak melihat perempuan itu keluar dari kamarnya, lantas bagaimana ia bisa tidak khawatir?

Begitu pintu terbuka ia langsung masuk begitu saja, hal yang pertama ia lihat adalah keadaan kamar kosong yang terlihat rapi, pendingin ruangan yang menyala tetapi ia tidak bisa menemukan sosok yang ia cari itu.

Untuk memastikan, Nate tak melewatkan setiap sudut termasuk walk in closet, balkon dan– oh tidak, ia melewatkan kamar mandi. Tanpa berpikir Nate segera memeriksa kamar mandi yang di mana pintunya tak terkunci.

"Chance!" teriak Nate memanggil perempuan itu, matanya membulat panik melihat bagaimana perempuan itu tergeletak di atas ubin dingin kamar mandi dengan wajah yang terlihat pucat, "Chance! Astaga a-apa yang terjadi!"

Dengan hati-hati, Nate segera membawa tubuh itu dan membaringkannya di atas ranjang. "What have you done?" tanya Nate menepuk pelan wajah perempuan itu.

"Nate," suara pelan itu membuat Nate berhenti menepuk wajahnya, kali ini ia memeriksa denyut nadi Chance yang terasa begitu pelan.

Mata perempuan itu masih terpejam dengan rapat tetapi ia sepenuhnya sadar jika Nate-lah yang sekarang berada di hadapannya.

"What have you done to yourself?" tanya Nate lagi, terdengar begitu khawatir dan marah, "Look at your condition, lupakan, aku akan membawamu ke rumah sakit."

"Forget it," tolak Chance dengan suara paraunya, "I can take care of myself, you can leave."

Chance tak sepenuhnya berniat untuk mengusir Nate, ia hanya tidak ingin pria itu repot mengurusnya.

Untuk sesaat Nate hanya diam menanggapi pengusiran yang Chance lakukan sebelum akhirnya ia berkata, "Jangan seperti ini, hatiku sakit melihatmu seperti ini," jujur Nate menatap perempuan itu sedikit miris, "Don't torture yourself like this."

"Aku hanya tidak sengaja tertidur di kamar mandi, kepalaku sedikit sakit tadi." Itu fakta, Chance memang tidak sengaja terjatuh di kamar mandi karena kepalanya yang terasa sakit.

Ia berpikir untuk berbaring sebentar di atas lantai kamar mandi sampai sakit kepalanya hilang tetapi Nate lebih dulu masuk dan membantunya.

Sudah dua hari sejak ia mabuk tetapi kepalanya masih terasa pusing, ia berpikir mungkin karena toleransinya terhadap alkohol berkurang karena lama tidak meminum alkohol.

"Pelayan bilang kau menolak untuk makan," Nate masih menatap Chance dengan miris, ia hampir tidak mengenal Chance karena perempuan itu tidak pernah seperti ini– Chance yang ia kenal adalah perempuan yang kuat. "Kenapa kau melakukan ini? Kenapa membuatku khawatir?"

Tak langsung menjawab, kali ini perlahan Chance membuka matanya. "Kau tidak marah kepadaku?" tanya Chance matanya terlihat memerah dan berair dan saat itu Nate baru menyadari jika mata perempuan itu sembab. "Elshava terlihat kecewa, dia tidak ingin melihatku, he turned away and left," lanjutnya parau seperti akan menangis.

Menangis? Ini pertama kalinya Nate melihat Chance seperti ini, melihat perempuan itu dalam keadaan seperti ini bahkan menangis.

Nate tak tau harus bagaimana, ia sangat ingin menarik tubuh perempuan itu dan mendekapnya agar tidak perlu melihatnya seperti ini.

Hidden DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang