19.

5.1K 569 37
                                    

          "Elshava..." Erangan Chance lolos memanggil nama pria itu. Dengan sekuat tenaga berusaha menahan dirinya sendiri dan menarik Elshava agar menjauh ketika pria itu mulai menyentuh lehernya dengan kecupan-kecupan. Bukan maksud Chance untuk menghentikkan Elshava tetapi ponsel pria itu yang terus berdering membuatnya kesal bukan main,  "Elshava ponselmu..."

Elshava yang tak lagi menghiraukan Chance terus melancarkan aksinya hingga Chance memiliki tenaga yang cukup kuat untuk menarik rambut pria itu sedikit kuat sehingga kepalanya terangkat. "Elshava ponselmu terus berbunyi!" kesal Chance mendapati sorot mata Elshava yang sudah menggelap. "Angkat ponselmu."

Dengan terpaksa Elshava bangkit dari tubuh Chance. "Wait for me," pamitnya mengecup singkat bibir tunangannya sebelum meninggalkan perempuan itu di rumah pohon yang terlihat cukup kacau. Sangking kesalnya karena harus meninggalkan Chance, pria itu bahkan tak sempat untuk memakai kaosnya lagi sehingga ia pergi dari rumah pohon dengan hanya mengenakan celana panjang miliknya.

Elshava tak tau siapa yang menelponnya berkali-kali dan sangat mengganggunya. Jika itu Walace maka dipastikan jika Elshava akan langsung memecatnya saat itu juga. Raut wajah Elshava berubah semakin menyeramkan begitu membaca nama yang tertera pada layar ponselnya–Margot, perempuan itu sudah menghubunginya puluhan kali dan masih mencoba untuk menghubunginya.

Tanpa perlu repot mengangkatnya, Elshava segera membuka sim card miliknya dan mengguntingnya menjadi dua bagian lalu segera ia lemparkan ke arah pantai, tak meninggalkan jejak sedikit pun.

Setelah itu Elshava kembali ke dalam rumahnya untuk mengambil sim card lainnya yang memang selalu ia bawa. Men-dial nomor Walace dan pada dering kedua, asistennya itu langsung mengangkat teleponnya.

Tak berbasa-basi lebih dahulu, Elshava langsung menyampaikan tujuannya menghubungi pria itu. "Walace sampai situasinya aman aku akan berada di rumah kaca bersama tunanganku dan berikan kepadaku informasi apa pun mengenai istana dan," Rahangnya mengeras diikuti tatapan matanya yang tajam, "Aku memiliki satu tugas penting untukmu, bereskan Margot dengan segera."

Rumah kaca adalah tempat teraman baginya, selain letaknya yang sangat jauh, tak ada yang mengetahui tempat ini selain dirinya, Walace, Bibi Nat dan sekarang Chance. Bahkan kedua orangtua Elshava tak mengetahui tentang keberadaan rumah ini. Ia juga sengaja membangunnya tepat di dekat pantai yang tak pernah dikunjungi oleh siapa pun dan dalam jarak 500meter dari rumah kaca milik Elshava hanya ada Euryale Nursing Home, miliknya.

Nama Euryale sendiri ia dapatkan dari nama depan cinta masa kecilnya. Ketimbang memakai nama ibunya atau neneknya, ia lebih memilih untuk menggunakan nama cinta pertamanya karena untuk Elshava tempat itu berharga dan spesial sama seperti cinta pertamanya yang selalu memiliki tempat tersendiri di hati dan hidupnya.

Tak ingin berlama-lama meninggalkan Chance, pria itu kembali ke rumah pohon dengan menyebrangi sebuah jembatan yang menghubungkan rumah kaca dan rumah pohon miliknya.

Sudut bibir Elshava terangkat kecil melihat sosok dalam balutan kemeja putih miliknya yang sudah terlelap dan memunggunginya. "Dia tertidur?" Elshava menyusul menempatkan tubuhnya sendiri di atas ranjang sambil membenarkan posisi tidur Chance. "Aku hanya pergi sebentar dan dia tertidur secepat itu?"

Elshava membawa tubuh Chance ke dalam dekapannya. Chance yang tertidur menyamping membuatnya memeluk perempuan itu dari belakang. "Kau tidur?" tanya Elshava pelan, berbisik tepat di telinga perempuan itu.

Hidden DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang