56. HEA

4.3K 516 33
                                    

Tak banyak yang berubah setelah lima tahun mereka selain Elshava yang semakin sibuk dengan segala tugas dan kunjungannya begitu juga dengan Chance yang mengakibatkan mereka jarang bertemu.

Keduanya masih saling sangat mencintai hanya saja kesibukan yang mereka miliki membuat keduanya sangat sulit untuk menghabiskan waktu bersama, seperti sekarang ketika Chance sudah berada di atas ranjang dengan lingerie dress favorite Elshava tetapi pria itu justru sibuk dengan setumpuk dokumen di atas meja kerjanya.

Rasanya Chance sangat ingin membakar semua kertas itu karena rasa cemburu. Suaminya itu bahkan tidak menoleh ke arahnya yang sudah berdandan sedemikian rupa dan suaminya lebih tertarik kepada setumpukan kertas.

Dengan sigap Chance menghampiri Elshava yang tengah duduk di depan meja kerjanya.

"Kau selalu sibuk," ujar Chance menempatkan dirinya di atas pangkuan Elshava sengaja mengganggu pria itu agar beralih memperhatikannya.

Tangannya yang tak tinggal diam bergerak membelai rambut Elshava sambil sesekali memainkannya.

Elshava saat itu segera menyandarkan tubuhnya pada kursinya agar bisa menatap wajah cantik Chance yang tengah berada di pangkuannya.

"I'm sorry, aku berusaha menyelesaikan semua ini dengan cepat agar bisa menghabiskan waktu bersamamu," jawabnya memberikan usapan lembut pada tengkuk istrinya.

"Setelah dua minggu, baru hari ini kita bisa menghabiskan waktu bersama, kau tidak merindukanku?" Kali ini Chance perlahan melepas jubah milik Elshava, pria itu memang selalu memakai jubah bludru miliknya saat sebelum tidur atau bekerja di dalam kamar dan melepasnya ketika tidur.

Elshava terbiasa tidak mengenakan atasan apa pun saat tidur dan beruntungnya Chance menyukai kebiasaan Elshava yang satu itu.

"I miss you so badly but first, aku harus menyelesaikan ini terlebih dahulu." Tawa rendah Elshava pecah ketika tali jubahnya terbuka sempurna. Setelah menikah Chance menjadi lebih buas ketimbang dirinya dan itu adalah fakta.

"Aku tidak bisa menunggu lebih lama."

"Me too, darling."

"Lalu apa? Tinggalkan saja semua kertas itu dan ikut bersamaku."

"Kamu harus menunggu, hanya sebentar." Elshava memberikan kecupan singkat pada bibir istrinya. "Aku akan segera menyusul."

"Terakhir kali kau mengatakan itu, aku tertidur karena menunggumu," kesal Chance bangkit dari pangkuan Elshava, "Jika tidak mau bilang saja."

"Wait," tahan Elshava bersamaan dengan tawanya yang pecah. Lihatlah? Istrinya menjadi lebih buas ketimbang dirinya bukan? "Aku bisa mengerjakan ini nanti."

Seketika wajah masam Chance berubah, senyum manisnya berseri menatap Elshava sedikit menggoda pria itu. Ia kembali pada tempatnya, di atas pangkuan Elshava.

Chance bersiap untuk membuka dress lingerie miliknya ketika Elshava justru menahannya sembari tertawa, "Biar aku yang melakukannya, darling, kenapa kamu terburu-buru? Tidak ada yang mengejar kita."

Meja kerja adalah ide yang bagus tetapi Elshava tidak ingin merusak segala dokumen yang ada di atas meja kerjanya ketika mereka bercinta. Oleh sebab itu ia membawa tubuh istrinya dalam gendongannya seperti anak koala dan mendudukannya pada meja yang berada di dalam walk in closet, mereka akan lebih leluasa di dalam sana.

Senyum lebar Chance yang sudah sangat merindukan Elshava perlahan pudar ketika pria itu justru kembali membuka pembicaraan yang tidak Chance sukai.

"Aku mulai berpikir, kehadiran anak-anak akan membuat istana yang hampa dan kosong ini menjadi sedikit ramai."

Hidden DesireDonde viven las historias. Descúbrelo ahora