42.

4.1K 450 16
                                    

"Kau bisa menerbangkan helikopter?" Chance tampak sedikit terkejut begitu menyadari jika Elshava membawanya ke sebuah heliport yang berada di Battersea– Ya, Battersea. Jangan tanya bagaimana mereka bisa sampai di sana, Elshava yang cukup gila mengendarai kendaraan beroda dua miliknya dengan sangat gila dan akhirnya mereka sampai di Battersea.

Tanpa melepas genggaman tangannya, dengan penuh percaya diri Elshava menjawab, "Tidak, tapi aku dengar penyihir cantik yang menjadi tunanganku ini bisa menerbangkan pesawat dan helikopter."

"Dari mana kau mendengarnya?"

Tak menjawab pertanyaan Chance, pria itu menarik tangannya ke depan sebuah helikopter Robinson R44 Raven II berwarna hitam yang tampak begitu gagah.

"Mari kita lihat seberapa hebat penyihir cantik ini menerbangkan helikopter."

Chance tampak sangat terpukau melihat helikopter hitam itu, kakinya terasa gatal ingin berlari masuk dan segera menerbangkan helikopter itu tetapi ia menahan keinginannya.

"Tidak," tolak Chance menahan kakinya sendiri agar Elshava tak bisa menariknya, "Aku tidak bisa."

"Aku tau kau memiliki private pilot license, kau tidak bisa membohongiku."

Elshava tak mengerti apa yang membuat Chance menolaknya, ia tau jika Chance sangat menyukai pesawat dan helikopter– perempuan itu pernah mengambil sekolah penerbangan.

"Aku sudah berjanji kepada daddy untuk tidak menerbangkan apa pun lagi. Jika tidak dia akan memotong semua peliharaanku." Seketika Chance tampak murung dan menunduk lesu bercampur malu.

Elshava tak bisa menahan tawanya, pria itu bahkan memegangi perutnya yang terasa geli melihat bagaimana tunangannya itu begitu takut dengan Arlington.

"Baiklah, anak baik tidak boleh melanggar janjinya."

"Apa itu lucu?"

"Maaf," Elshava masih tertawa, seperkian detik kemudian ia mencubit dirinya sendiri agar berhenti tertawa. "Aku pikir tidak ada yang kau takuti di dunia ini."

"Daddy tidak pernah bermain-main dengan ucapannya. Terakhir kali dia mengirim Gio ke Dubai dan aku membutuhkan waktu dua bulan untuk menemukannya."

Tawa Elshava yang sebelumnya dipendam dengan paksa pun kembali meledak hingga wajahnya terlihat sedikit memerah, pria itu tak berhenti tertawa terutama saat ia melihat wajah Chance yang tampak kesal.

"Berhentilah tertawa, itu sama sekali tidak lucu."

"Aku tertawa bukan karena lucu tapi karena bahagia, aku selalu bahagia berada di dekatmu."

Perkataan Elshava tersebut tanpa sadar membuat Chance bungkam, tak menyangka jika kalimat sederhana itu mampu membuat jantungnya berdetak sangat kencang.

Chance tak mengatakan apa pun lagi dan memilih untuk mengatur nafasnya sendiri sampai akhirnya mereka berada di dalam helikopter, bukan di dalam flight deck melainkan di bagian bangku penumpang.

Pria itu tampak sibuk membantunya memasangkan sabuk pengaman milik Chance baru kemudian memasang sabuk pengaman miliknya sendiri.

Entah sejak kapan seorang pilot sudah berada di dalam flight deck, duduk membelakangi mereka dengan helikopter yang sudah menyala.

Elshava, pria itu pasti sudah mengatur semua ini.

"Sepertinya kau memiliki banyak ide dan keinginan akhir-akhir ini."

Sebelumnya Chance berpikir jika Elshava adalah pria membosankan yang tak bisa menikmati hidup, nyatanya pria itu memiliki banyak ide gila seperti menghadiri pesta halloween, kabur dari istana dengan sepeda motor, hingga pergi menaiki helikopter– pria itu seolah memiliki segudang ide di dalam pikirannya.

Hidden DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang