18.

5.7K 630 41
                                    

          "Aku tau kau tak ingin menikah tapi beri aku kesempatan. Setelah dua bulan, jika kau benar-benar tidak merubah keputusanmu maka kembalikan cincin itu kepadaku dan aku akan membatalkan pernikahan ini," potong Elshava.

Tak cukup cincin pernikahan mereka, kali ini Elshava mengeluarkan sebuah gulungan kertas dari saku celananya, entah sejak kapan pria itu menaruh gulungan kertas di saku celananya.

"Peraturan nomor satu sudah kau langgar dan peraturan nomor dua sudah kita langgar," ujar Elshava membuka gulungan kertas tersebut.

Ternyata itu adalah kontrak pertunangan yang pernah Chance berikan kepada Elshava yang di mana peraturan nomor satu menyatakan bahwa Elshava tidak boleh mengungkap identitas Chance ke publik, dan peraturan itu justru Chance langgar sendiri dengan mengumumkan pertunangan mereka.

Dan peraturan kedua, dilarang melakukan skinship yang jelas peraturan itu sudah mereka langgar bersama-sama beberapa hari yang lalu tepat di dalam kamar Chance.

Ouh gila!

Wajah Chance mungkin sudah memerah membayangkan apa yang pernah mereka lakukan!

"Kau sudah gila? Untuk apa membawa kontrak itu ke mana pun kau pergi, Elshava?"

"Aku memberikanmu kesempatan untuk membatalkan pernikahan ini dan juga kita sudah melanggar kontrak pertunangan ini, sebagai gantinya aku harap kita bisa bersikap sebagai tunangan sungguhan selama dua bulan ini."

"Tunangan sungguhan? Apa maksudnya?" heran Chance menatap Elshava konyol, "Aku tak mengerti, memang selama ini kita tidak bertunangan?"

"Selama ini kita memang terikat oleh pertunangan tetapi kita tak pernah terlihat seperti pasangan atau kekasih pada umumnya."

"Karena kita memang bukan kekasih."

"Aku tau tapi untuk dua bulan ini, aku ingin menunjukkan kesungguhanku selagi meyakinkanmu. Kau mau menerima permintaanku?"

Chance menyipitkan matanya menanggapi permintaan konyol Elshava. Sebenarnya ia ingin menolak tetapi Chance tak pernah melihat pria itu memintanya sesuatu kepadanya dengan selembut ini.

Elshava tidak seperti si bajingan menyebalkan dan bodoh yang ia kenal. Elshava yang berada di hadapannya seperti dua orang yang berbeda.

"Selama dua bulan, kau juga akan terbebas dari tanggung jawab kerajaan serta Madam Lilith."

"Deal!" jawab Chance tanpa berpikir dua kali begitu Elshava menyinggung Madam Lilith.

Hanya dua bulan berpura-pura berlagak menjadi sepasang kekasih yang saling mencintai bersama Elshava, itu bukan masalah besar karena setelah itu, Elshava berjanji untuk melepasnya.

Lagi-lagi Elshava tersenyum, senyum tulus bercampur getir yang tak Chance pahami.

Pria itu menjadi aneh dalam satu hari. Padahal Chancelah yang terjatuh dari kuda dan bukan Elshava tetapi sepertinya kepala Elshava sudah terbentur sesuatu.

"Sebegitu besar ketidak sukaanmu terhadap Madam Lilith?" Elshava tertawa kecil sambil duduk di samping Chance.

"Dia cerewet, suka mengaturku, dan melarangku melakukan banyak hal."

"Itu memang tugasnya," jawab Elshava memperhatikan wajah Chance yang mulai tampak kesal ketika membicarakan Madam Lilith.

Elshava tau seberapa kerasnya Madam Lilith, wanita itu sudah mengajari tata krama selama puluhan tahun, bahkan Victoria–ibunya juga dididik oleh Madam Lilith setelah menikah dengan ayahnya.

"Madam Lilith menjalankan tugasnya pada orang yang salah, dia tidak akan bisa mengaturku," ujar Chance menatap Elshava dengan sungguh, "Sejak awal inilah yang ingin aku sampaikan padamu, kita berbeda Elshava. Kau terkurung sedangkan aku bebas, aku tidak bisa menjalani hidup yang kau jalani begitu pula denganmu, kau tidak bisa sebebas diriku."

Hidden DesireWhere stories live. Discover now