48.

3.5K 427 44
                                    

          Untuk terakhir kalinya Elshava memeriksa kelengkapan dokumen yang sudah lama ia persiapkan untuk Nate dan Margot– dokumen yang diperlukan agar mereka bisa mendapatkan identitas baru di tempat yang baru.

Setelah memastikan kelengkapan dokumen tersebut pria itu segera bergegas menemui Nate di kediamannya.

Tanpa berbasa-basi Elshava segera menyerahkan dokumen itu kepada Nate. "Aku sudah mengurus segalanya untukmu dan Margot, kau boleh pergi sebelum atau setelah pernikahanku."

"Pergi dari istana, untuk selamanya?" tanya Nate menatap Elshava sedikit sinis, tanpa berniat untuk menerima dokumen yang Elshava berikan kepadanya.

"Jangan khawatir, aku akan menjamin keamanan kalian."

"Sebenarnya kau mengusirku dan Margot untuk menjamin keamananmu bukan? Kau takut aku dan Margot akan mengacaukan tahtamu."

"Nate kita sudah membahas ini sebelumnya, kau dan aku sudah sepakat. Ini demi kebaikkan kita semua, kebaikanku, kau dan juga Margot."

"Bagaimana jika aku melanggar perjanjian kita? Orangtuaku di sini, aku lahir dan tumbuh di sini."

"Entah apa yang membuatmu berubah pikiran tetapi aku tidak peduli, aku sudah mengurus segalanya dan kau harus tetap pergi, secepat mungkin."

Elshava memaksa Nate untuk menerima dokumen tersebut dengan kesal sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan Nate.

Bukan hanya Elshava yang tampak kesal, lawan bicaranya– Nate juga merasakan hal yang sama. Pria itu terlihat meremas dokumen pemberian Elshava dengan amarah.

Jelas jika Nate menunjukkan ketidak setujuannya atas keputusan Elshava meski sebelumnya mereka sudah menyepakati ini.

Nate harus menjadi egois, setidaknya sekali dalam hidupnya– Itu yang ia pikirkan saat itu.

Pemikiran itu membawa langkah Nate kepada Arthur yang berada di Istana Utama.

Pria paruh baya yang masih tampak begitu bugar tersebut tengah berdiri tampak sibuk menyiram kebun. Sejak dibebastugaskan dari segala tanggung jawabnya, Arthur memang memiliki banyak waktu senggang, meski begitu ia tetap tidak pernah mengunjungi Nate.

Sekarang Nate ragu jika pria itu bahkan mengingatnya. Sejak berita mengenai dirinya terungkap ke publik, Arthur tak pernah sekalipun mengunjunginya atau berusaha memberikan penjelasan kepada Nate– pria yang merupakan ayah kandungnya tersebut justru mendorongnya pergi meski memiliki banyak waktu untuk berbicara dengannya.

Nate berjalan mendekati Arthur dengan langkah yang mantap. Ia segera menyerahkan dokumen yang Elshava berikan sebelumnya kepada Arthur. "Elshava akan mengirimku dan Margot," adu Nate menatap pria tua itu dengan lekat.

Tanpa menoleh sedikit pun ke arah Nate, pria paruh baya itu menjawab, "Keputusan Elshava adalah yang terbaik untuk kalian berdua, lakukan apa yang ia inginkan."

Nate tak pernah berharap banyak kepada Arthur tetapi ia juga tidak tau jika rasanya akan sesakit ini mendengar jawaban pria itu. Rasanya seperti dikucilkan dan dibuang.

"Kau akan menurunkan tahta kepada Elshava?" tanya Nate lagi berusaha untuk tidak menunjukkan kekecewaannya, "Aku sangat mengkhawatirkan negara kita jika Elshava berkuasa."

"Aku lebih khawatir jika bukan Elshava yang berkuasa."

Lagi, Arthur sangat mengecewakan.

Pria itu bahkan tidak meluangkan waktu satu detik untuk menatap Nate.

Tarikkan nafas kecil Nate menggambarkan kekecewaannya atas Arthur saat itu. "Hanya karena aku anak harammu jadi aku tak pantas mendapatkan tahta? Sangat tidak adil, bukankah aku juga anakmu?"

Hidden DesireWhere stories live. Discover now