Quality Love (End)

47.8K 3.5K 139
                                    

Dero terus membuat Naljja mendesah dengan kenakalan bibir dan tangannya. Ketika Naljja tak sengaja menoleh ke layar kecil di dinding, matanya terbelelak.

"Der, Papa!" serunya dengan panik dan mendorong kuat tubuh Dero. Tidak lupa juga kakinya ikut menendang pria itu.

"Der, stop! Ada Papa di luar!" Naljja kesal karena Dero terlalu bebal untuk disuruh berhenti.

Bunyi pintu yang terbuka membuat Naljja kalang kabut. Sementara Dero mendengkus karena merasa diganggu.

"Masuk kamar, buruan!" seru Naljja panik. Dero dengan santai beranjak dan berlalu memasuki kamar. Sedangkan Naljja merapikan kembali pakaiannya.

"Gila," gumam Naljja tak habis pikir dengan apa yang baru saja mereka lakukan.

"Mbak," panggil sang ayah ketika memasuki unit Naljja dan menatap putri sulungnya duduk di sofa sambil memangku bantal kecil.

Naljja menatap ayahnya dan seorang wanita hamil yang mengikuti dari belakang. Lalu ada tamu Naljja yang sejak tadi menunggu di luar.

"Papa kenapa ke sini?" tanya Naljja tanpa berniat beranjak karena ia merasa tidak nyaman pada pangkal pahanya.

"Kamu ada tamu?"

Naljja menatap wanita yang menjadi ibu tirinya sejak 5 tahun lalu itu. Wanita yang selalu sabar mendengar semua keluh kesah Naljja.

"Gak ada." Naljja membiarkan saja ibu tirinya mengambil tempat duduk di sebelahnya.

Ayah Naljja duduk di sofa single dan Ren duduk di sofa lainnya, sofa yang bersebrangan dengan tempat duduk Naljja.

"Tante Chloe kenapa ikut Papa terus? Lagi hamil gede juga," kata Naljja cukup kesal.

Pasalnya, ini adalah kehamilan kedua Chloe. Wanita 35 tahun itu pernah keguguran 4 tahun yang lalu. Dan baru berani kembali hamil setelah pernikahan ke-5 tahunnya ini.

"Aku mau ketemu kamu, Mbak. Abel telpon katanya kamu pergi dari rumah sambil nangis. Kamu pikir aku bisa duduk tenang di rumah?"

Naljja merasa bersalah. Jarak usianya dengan Chloe yang hanya 5 tahun saja membuat keduanya lebih seperti adik kakak ketimbang ibu dan anak.

"Papa mau bicara sama Mbak, tapi nanti. Ini tamu di luar kenapa gak dibawa masuk?" tanya sang ayah.

"Aku ketiduran tadi." Naljja menatap Ren dengan tatapan meminta maaf. "Kita bisa atur janji lagi, kan, Dok?" tanga Naljja.

Ren mengangguk, "tentu," katanya.

"Oke. Makasih udah ngerepotin," Naljja berujar dengan nada penyesalan. Ren beranjak bersamaan dengan ponselnya yang berdering.

Setelah berpamitan pada ketiga orang di sana, Ren keluar dan menjawab panggilan di ponselnya. Bibir Ren menyunggingkan senyum lebar.

"Mampus lo kejebak di dalem," ejeknya.

"Bahagia banget lo anjing. Sana lo balik, jangan jadi pebinor lo."

Ren terbahak kencang sembari memasuki lift. "Udahlah, Der, tenang. Kalo lo gak bisa bahagiain Naljja, gue bisa kok. Gue siap sedia."

"Nyesel gue ngasih tahu lo. Bukannya bantu malah bikin tambah panik."

Ren kembali terbahak. Di dalam sana, Naljja menunduk. Air matanya berderai semakin banyak. Di sebelahnya, Chloe dengan sabar mengusap punggungnya.

"Mas, udah. Anaknya sedih malah dimarahin," Nada suara Chloe terlihat menahan kesal pada suaminya yang kini menghela napas.

"Papa harap kamu minta maaf sama Mama secepatnya, Mbak. Semua orangtua mau yang terbaik buat anak mereka. Mama sayang sama kamu makanya jadi terkesan egois terlalu banyak nuntut. Tapi-"

SHORT STORY 2021 - 2022 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang