Backstreet (End)

32.6K 2.5K 83
                                    

Violet memasuki rumah bersamaan dengan sebuah mobil yang juga memasuki perkarangan rumah tersebut. Violet berjalan menuju ruang kerja sang ayah. Ia akan mencoba kembali untuk meminta restu hubungannya dengan Redy kepada pria yang membesarkannya. Semoga saja kali ini nasib baik berpihak pada Violet.

"Non Vio mau ketemu Bapak?" tanya seorang pelayan rumah yang mendekat dengan tergesa.

Violet tersenyum cerah sembari mengangguk, "Ayah ada, kan?" tanyanya balik.

"Ada, Non, tapi lagi ada tamu."

"Oh, oke. Aku ke kamar dulu kalau gitu. Nanti aja ketemu Ayah," katanya.

Pelayan menatap iba pada punggung kurus majikannya. Perempuan seceria Violet harus merasakan kehilangan seorang ibu di usia dini. Ia ingat, saat itu Violet baru berumur 2 bulan ketika ibunya tiba-tiba saja meninggal tanpa sebab. Tidak ada sakit-sakitan atau kejadian yang mencurigakan.

Sejak saat itu, Violet diasuh oleh sang ayah. Namun, saat Violet beranjak remaja, ayahnya menikah lagi. Dan kini, perempuan itu hidup tanpa perhatian sang ayah. Karena semenjak menikah, ayahnya tidak lagi punya waktu untuknya.

Meski Redy bilang ayah Violet tak memberi restu karena ia tidak punya pekerjaan, tapi ada alasan lain yang tidak Violet ketahui dan Redy menyembunyikan hal itu sampai sekarang.

Di dalam kamar, Violet merasa bosan. Ia keluar dan berharap tamu sang ayah sudah pergi. Ini sudah setengah jam berlalu sejak ia kembali ke rumah ini.

"Y—"

"Kamu pikir aku bahagia?! Enggak! Kamu cuma mikirin anak itu. Kamu gak mikirin perasaan aku! Ini udah lima tahun. Sekali aja kamu kasih kesempatan buat aku masuk ke dalam hati kamu, Mas! Kalau kamu emang gak bisa lupain orang yang udah mati itu, seharusnya gak usah nikahin aku!"

Violet mengepalkan kedua tangannya saat mendengar nada penuh amarah dari ibu tirinya. Sepertinya kepulangan Violet kali ini membawa pertengkaran lagi untuk keduanya.

"Aku mau cerai!"

"Oke, besok kamu akan terima surat cerainya," kata suara pria yang Violet tahu selalu tampak tenang.

Violet mengetuk pintu dengan pelan, lalu masuk dengan kepala tertunduk. Ia menatap ujung jari kakinya sebelum mengangkat pandangan menatap kedua orang dewasa yang kini juga menatapnya.

"M—maaf. Ibu jangan tinggalin Ayah. Aku sadar, sumber masalah Ibu dan Ayah adalah aku. Kalian gak perlu cerai. Anggap aja aku gak ada. Ayah harus pertahanin Ibu. Selama ini Ibu yang jaga Ayah. Aku—"

"Keluar," titah suara pria yang Violet panggil ayah tersebut.

"Yah, aku—"

"Kamu tuli, hah?! Keluar!"

Kali ini Violet terlonjak mendengar suara bentakan kasar ibu tirinya diikuti oleh bunyi satu tamparan memekakkan ruang kerja ayahnya. Violet memejamkan mata sambil berpegangan pada pintu dengan erat ketika kini ayahnya mendekati sang ibu.

"Selama ini aku yakin kamu bersikap baik pada putriku. Laporan apa pun yang aku terima dari pelayan di rumah ini tidak aku percayai karena kamu wanita yang lemah lembut. Tapi sekarang aku paham apa yang membuat putriku jarang pulang ke sini."

Violet menelan ludah. Jadi, selama ini ayahnya selalu mendapatkan laporan dari pelayan setianya? Violet benar-benar tidak menduga. Pelayan di rumahnya diam-diam masih memperhatikannya.

"Asal kamu tahu, kamu itu gak ada harganya sama sekali di mataku. Kalau bukan karena malam sialan itu, kamu pikir aku bakal nikahin kamu, hah?!"

Ibu tiri Violet tiba-tiba tertawa. Tidak ada yang lucu, tapi ia tertawa kencang sembari memegang perutnya seolah-olah baru saja mendengar lawakan.

SHORT STORY 2021 - 2022 (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora