EMYR

21.7K 2.1K 95
                                    

"Dok, ada pasien lagi," ujar seorang suster sambil meringis saat melihat sang dokter sudah melepaskan jas putihnya.

"Siapa?" tanya dokter tersebut.

"Anak remaja, Dok. Masih pakai seragam sekolah," jawab suster.

"Suruh masuk," titah dokter itu sambil menghela napas.

Jam kerjanya memang ada setengah jam lagi. Tapi karena tadi suster yang bekerja dengannya mengatakan pasien yang memiliki janji temu sudah selesai semua, ia berniat untuk istirahat sejenak seperti sekadar berbaring di sofa.

Emyr, pria 35 tahun yang berprofesi sebagai dokter kandungan itu menoleh saat pintu ruangannya terbuka dan seorang pasien masuk sembari tersenyum padanya.

"Ada keluhan apa?" tanya Emyr tanpa senyuman.

Di rumah sakit, Emyr memang terkenal dingin dan senyumnya mahal. Tidak sembarangan orang bisa melihat senyum pria tampan itu. Selain dokter yang dikenal berprestasi, Emyr juga disegani karena rumah sakit ini adalah miliknya.

"Suka gatal, Dok," jawab pasien Emyr.

Emyr mengernyit bingung. "Apanya?"

"Suka nyuta-nyutan juga," kata pasien itu.

Emyr beranjak, lalu mengunci pintu ruangannya. Ia tahu maksud ucapan pasiennya. Tidak sekali dua kali Emyr mendapatkan keluhan begini dan akhirnya tetap sama.

"Coba berbaring di sana," suruhnya.

Emyr membuka risleting celana, laku menurunkan kain itu hingga ke lutut. Emyr juga menarik celana bokser ketatnya untuk bisa membebaskan juniornya.

"Dok, ngapain?" tanya pasien itu dengan mata yang menatap lurus pada junior Emyr.

"Kamu mau ini, kan?"

Emyr mendekat dan berbisik di telinga pasiennya. "Saya gak mau bikin kamu kecewa. Tapi kamu bisa lihat sendiri reaksinya. Dia gak tegang sama sekali. Artinya kamu gak menarik," jelas Emyr sembari membaca nama di seragam pasiennya, "Eleanor."

"Dokter yakin? Bahkan di luar negeri banyak yang mau tidur dengan saya. Walaupun saya masih sekolah, tapi dokter belum tahu lekuk tubuh saya sangat menggoda."

"Benarkah? Kalau begitu coba kamu bikin dia berdiri tegang tanpa menyentuhnya."

Sejak Emyr dikhianati oleh kekasihnya bertahun-tahun yang lalu, pria itu tidak lagi tertarik dengan lawan jenis. Emyr juga tidak menyukai sesama jenis. Ia hanya tidak ingin terlibat hubungan asmara apa pun dengan para wanita.

"Dokter duduk aja."

Pasien bernama Eleanor itu naik ke atas ranjang pemeriksaan, lalu membuka seluruh pakaiannya. Emyr yang duduk di kursi kerjanya seketika mengernyit menatap lekuk tubuh pasiennya tersebut.

"Semuanya palsu," kekeh Emyr.

"Ini original. Gak ada yang palsu. Kalau gak percaya, dokter bisa pegang atau remas," kata Eleanor membusungkan dadanya.

"Saya gak tertarik. Kamu lihat, burung saya juga gak tertarik," Emyr menatap sinis penuh cemooh pada Eleanor.

"Begini?" Eleanor membuka pahanya cukup lebar, lalu menjilat jarinya sebelum dieluskan pada belahan bibir di pangkal pahanya.

"Ini sering gatal kalau lihat dokter."

Emyr diam saja. Ia menunggu reaksi miliknya. Ini sudah kesekian kalinya ada yang menggoda. Tapi hasilnya tetap sama, junior Emyr tidak tegang sama sekali.

Eleanor merubah posisinya menjadi menungging di atas ranjang pemeriksaan. Ia mengarahkan bokong bulatnya ke wajah Emyr, lalu menggoyangkannya naik turun. Eleanor juga mendesah dan meremas kedua payudaranya.

SHORT STORY 2021 - 2022 (END)Where stories live. Discover now