DANISWARA 2

22.1K 2.4K 54
                                    

Danti mendongak saat Danis menenggelamkan wajah di ceruk lehernya. Bisa Danti rasakan bagaimana Danis mengecup dan menjilat di sana. Entah untuk alasan apa bibir Danti melengkungkan senyum indah. Danti ingat ini adegan di ceritanya yang mana. Jadi, Danis menyukai bagian cerita itu? Sial. Selera mereka benar-benar sama.

"Mashhh..." Danti melenguh saat Danis menghisap cukup kuat kulit lehernya sehingga menimbulkan bunyi menggoda.

"Kamu ingat adegan ini?" bisik Danis sensual.

Danti mengangguk pelan. Kini wajah Danis berada tepat di depan wajahnya. Jarak bibir mereka hanya sedikit saja. Danis bergerak maju, maka kedua bibir itu akan bersatu.

Pakaian Danis sudah lepas sejak tadi. Pria itu juga sudah membersihkan diri. Setelahnya baru Danti yang melakukan hal serupa. Tanpa bersusah payah untuk melepaskan pakaian lengkap, mereka hanya perlu menarik simpul masing-masing.

Danis menarik selimut untuk menutupi bagian bawahnya yang kini sudah tak terhalang apa pun. Handuk yang melilit rendah di pinggulnya sudah ia lempar entah ke mana. Hanya tersisa Danti yang masih tertutupi kimono handuk.

Danti menggigit bibir saat Danis menunduk, lalu menarik simpul di perutnya dengan gigi pria itu. Pemandangan yang sungguh menggugah selera nakal Danti. Danis-nya tampak begitu menggiurkan.

"Mas," panggil Danti.

"Hm?"

Danis menarik kedua lengan Danti agar wanita itu bisa duduk sebentar. Danis buka kimono yang terpasang di tubuh Danti, lalu ia lempar ke arah yang sama dengan handuknya tadi. Danis menelan ludah. Ia sering kali membayangkan seperti apa lekuk tubuh Danti.

Sial. Danis mengutuk bayangan Danti yang ia jadikan fantasi di bawah shower seorang diri. Ternyata lekuk aslinya lebih menggoda dan begitu sempurna di mata Danis.

"Cantik," puji Danis. Tatapannya sungguh lapar. Danti bisa melihat bagaimana jakun Danis naik-turun dengan berat.

Danti membuka kedua pahanya. Tidak ada kain segitiga yang menjadi penutup di pangkal paha mulusnya. Danti benar-benar polos di hadapan Danis saat ini.

Danis mendorong Danti perlahan sehingga terbaring. Danis tahu kalau Danti adalah miliknya saat ini. Apa pun yang akan mereka lakukan, Danis berhak atas itu semua. Danti istrinya.

Danti meraih sebelah tangan Danis. Ia ambil jari tengah pria itu, lalu dihisapnya dengan penuh penghayatan. Danis mengerang dengan junior yang semakin mengeras tegang. Benda itu mengacung gagah menyentuh pangkal paha Danti.

Danis menarik sebelah kaki Danti lurus ke atas sehingga pergelangan kaki wanita itu berada di pundaknya. Danis kecup betis Danti berulang kali dengan penuh kelembutan. Sedangkan Danti masih terus menghisap jari tengah Danis.

Danti melepaskan jari Danis dari mulutnya setelah merasa puas. Ia arahkan telapak tangan Danis ke payudaranya. Danis meremas lembut di sana. Ia jepit puncaknya yang keras dengan kuat, lalu diremas kembali daging kenyal milik Danti itu.

"Aahh..."

Danis suka desahan merdu Danti. Mengalun nikmat di telinganya dan membuat Danis meremang seketika. Satu tangannya fokus meremas payudara Danti, satu tangan lagi menekuk kaki Danti, lalu mengarahkan jari-jari kaki Danti yang kukunya dihiasi pewarna merah maroon ke mulutnya. Danis mengulum jari-jari seksi itu dengan penuh kenikmatan.

Danti memperhatikan semua yang Danis lakukan di kakinya. Pangkal paha Danti sudah sangat basah. Ia mudah sekali bergairah. Bahkan dengan tatapan mata Danis saja sudah membuatnya merasa disetubuhi.

"Massshhh..."

Danti mengarahkan telapak tangan Danis yang semula meremas payudaranya untuk berpindah ke pangkal pahanya. Danis yang paham segala mengelus di belahan rapat milik sang istri.

"Basah, Sayang," ujar Danis menarik jarinya dan menjilat dengan sensual.

Ia turunkan kaki Danti, lalu wajahnya juga turun mendekat di pangkal paha Danti yang terbuka lebar. Wanita itu seolah siap dengan apa yang akan Danis lakukan.

"AAHHH..."

Danti meremas rambut Danis dan menekan kepala pria itu untuk semakin tenggelam di pangkal pahanya. Kedua telapak kaki Danti bertumpu di punggung Danis, lalu pinggulnya terangkat sehingga lidah dan bibir Danis semakin terasa menggelikan di pangkal pahanya.

Entah berapa lama Danis bermain di sana, Danti sudah terengah dengan tubuh yang bergetar hebat saat Danis menghisap kuat di titik yang pas. Danis tahu di mana letak titik kelemahan Danti. Ia sengaja memainkan titik itu dengan lidahnya dan berlama-lama di sana.

Danis merangkak naik. Ia membuka mulut dan melahap payudara Danti dengan rakus. Ia hisap dengan kuat hingga Danti meringis, lalu ia kulum dengan lembut sehingga sensasinya membuat Danti mendesah.

"Hhh... Mashhh..."

Danti sudah merasa lemas karena permainan lidah dan mulut Danis. Kini pria itu mencumbu bibir Danti. Bergantian mencecap bibir atas dan bawah. Kedua telapak tangannya meremas payudara Danti yang terasa kebas.

"Masukin... Mhmm..."

Danis suka mendengar rengekan manja Danti. Ia biarkan sang istri mengarahkan kejantanannya ke depan lubang kecil di pangkal paha Danti.

"Mmhhh..." Danis menahan napas kala miliknya sedikit susah payah menerobos masuk. Padahal cairan Danti sudah sangat membantu.

"Aahhh..." Danti meremas pundak Danis saat tubuhnya sudah dimasuki penuh oleh junior suaminya itu.

Danis menunduk dan kembali menyesap bibir Danti. Mengikutsertakan lidah dalam permainan kali ini, Danis merasa tergelitik dengan sensasi di bawah sana. Miliknya seolah disedot dan dipijit oleh milik Danti.

"Menggigit," bisik Danis.

Danti tersenyum. Ia ingin melihat bagaimana penyatuan tubuh mereka di bawah sana. Tapi niatnya terhalang karena Danis kini bergerak mengayunkan pinggulnya. Keluar dan masuk berulang kali sampai Danti merasa sedikit gamang.

Mereka tidak pernah bersentuhan sebelumnya. Sekalinya bersentuhan malah langsung bersetubuh. Saling memberi dan menerima.

"Mashhh... Yaahh... Aahh..."

Sial. Danti ingin sekali berteriak kuat karena ia sungguh tidak bisa ia jelaskan dengan kata-kata bagaimana kenikmatannya. Milik Danis terasa begitu besar memenuhi tubuhnya.

"Masih sakit?" bisik Danis.

Danti menggeleng pelan. Ia mengelus rahang Danis, lalu menarik wajah pria itu sehingga bibir mereka kembali bersatu.

"Enakhh... Terushhh..."

Danis ingin bergerak lebih dalam agar Danti berteriak meminta ampun. Ini sungguh di luar perkiraannya. Bercinta dengan Danti sungguh membuatnya gila. Nikmatnya tidak bisa Danis ungkapkan dengan kata-kata. Ia ingin lebih lagi, lagi dan lagi.

"Mashhh Danishhh... Akuhhh..."

Danti tidak bisa melanjutkan kata-katanya saat ia kembali mendapatkan pelepasan hebatnya. Tubuh Danti sampai melengkung dengan dada yang membusung. Tubuh seksinya bergetar hebat sampai Danti tak bersuara dan hanya bisa membuka mulut saja.

Danis menaikkan kedua kaki Danti ke pundaknya. Ia bergerak semakin kasar dengan hentakan kuat. Tubuh Danti sampai terguncang hebat seiring napas Danis yang memberat. Ia melenguh dan mengerang kuat dengan sekali hentakan dalam bersamaan semburan hangat yang memenuhi tubuh Danti.

Danti meremas kedua payudaranya dengan napas terengah-engah. Ia tatap wajah Danis yang memerah. Keringat membasahi dada pria itu. Danti tersenyum. Ini malam pertama yang indah.

"Enak," kata Danti sambil memainkan puncak payudaranya.

***






Pusing💆🏻‍♀
Mau up end kok vote gak naik-naik. Aku mikirnya pada gasuka cerita mesum vulgar begini💆🏻‍♀

Atau beneran ngumpulin part sampai Emyr baru dibaca?🌚 keburu banjir💦

Aman?

SHORT STORY 2021 - 2022 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang