Eshan (End)

18.5K 2K 72
                                    

Emma tersentak dari tidurnya saat mendengar suara beberapa barang pecah. Sambil beringsut duduk dan nenyandar pada kepala ranjang, Emma mengusap wajah. Mimpi erotis tentangnya dan Eshan sungguh mendebarkan. Ditambah lagi semuanya terasa begitu nyata. Sentuhan pria itu, hisapannya, belaian lidahnya dan segala bagian yang terjamah di dalam mimpi itu benar-benar membuat Emma menelan ludah.

"Siapa ya?" gumam Emma.

Emma ingat, saat tadi ia membukakan pintu untuk Eshan, pria itu jelas habis minum alkohol. Baunya menyengat dan Emma tidak tahan sehingga langsung meninggalkannya begitu saja. Emma yang juga kelelahan karena seharian bekerja akhirnya jatuh tertidur.

Ia melirik jam di dinding kamar. Hampir pukul 5 subuh. Artinya ia tidur sekitar 4 jam sejak Eshan pulang. Emma tadinya cukup terkejut mendapati Eshan kembali ke sini mengingat pria itu tidak akan pulang ketika Meri tidak di rumah. Untungnya Emma bisa mengurung diri lebih cepat tanpa harus berkomunikasi dengan Eshan. Apalagi mereka hanya berdua di rumah besar ini. Semua asisten rumah tangga tinggal di rumah terpisah dengan mereka.

Emma turun dari ranjang saat suara benda yang dibantibg semakin banyak terdengar. Saat ia membuka pintu kamar sedikit saja, barulah ia bisa melihat kalau Eshan yang melakukan hal berisik itu.

Eshan meraih semua bingkai foto di dinding, atas meja dan lemari hias. Foto pernikahan dan foto mesranya bersama Meri ia banting ke lantai hingga bingkai dan kacanya berderai. Emma membekap mulutnya saat kini sosok Meri datang mendekat pada Eshan.

"Mas... Ampun..."

Meri tampak menahan lengan Eshan dan memohon dengan wajah sendu. Mata wanita itu juga sembab. Apa Meri berbuat kesalahan lagi?

"Aku maafin kamu dua kali. Aku tetap percaya sama kamu meski dikhianati dua kali. Aku tetap memperlakukan kamu dengan baik meski kamu gak pernah melayani aku lagi. Kamu pikir aku ini apa, Meri? Patung? Batang kayu?"

Emma masih memperhatikan dalam diam. Ia tidak tahu permasalahan apa yang tengah menerpa rumah tangga kakaknya sampai kakak iparnya lepas kendali seperti ini.

"Kamu bilang ada kerjaan, aku kasih izin buat pergi selama berhari-hari. Bahkan sampai 2 minggu berturut-turut kamu gak pulang. Tiap aku bilang mau susul kamu ke sana, kamu bilang bakal pulang besoknya. Sekarang aku tahu alasan kamu selalu banyak kerjaan ke luar kota. Sekarang aku juga tahu wanita iblis seperti apa yang aku nikahi. Kamu benar-benar gak ada harga diri, Meri. Kamu lebih hina dari pelacur!"

"Mas, aku bisa jelasin. Kasih aku waktu buat--"

Eshan menepis tangan Meri dari lengannya. "Mulai detik ini, kamu bukan istriku lagi. Aku menceraikan kamu!"

Emma tercekat mendengar suara lantang Eshan yang menggema. Pria itu meninggalkan Meri yang terdiam begitu saja. Eshan masuk ke dalam kamar, lalu Emma juga kembali menutup pintu kamarnya. Jantung Emma berdetak tak karuan.

"Pergi dari sini!"

Seruan keras itu masih bisa Emma dengar. Eshan mengusir Meri. Ia tidak bisa berdiam diri saja di dalam sini. Kakaknya sudah diceraikan. Emma tidak punya hak juga untuk tetap tinggal saat Meri sudah diusir.

Emma meraih tasnya, lalu keluar dari kamar. Ia menatap Eshan yang juga menatapnya. Meri masih di sana dengan air mata yang membasahi pipinya.

"Aku tahu aku salah. Aku tahu aku udah selingkuh dari kamu. Tapi semua itu aku lakuin karena aku gak puas sama kamu, Mas! Dari awal nikah juga kamu gak pernah benar-benar cinta sama aku. Yang ada di mata kamu cuma Emma!"

Meri menatap Emma dengan penuh kebencian. "Wanita sialan itu emang bawa petaka. Dulu orangtuaku mati karena dia. Sekarang hidupku juga hancur karena dia! Sialan!" teriak Meri mendekati Emma dan menjambak rambutnya dengan kuat.

SHORT STORY 2021 - 2022 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang