Big Boss Stash

28.9K 2K 59
                                    

"Percaya sama Mama, Sha. Jico itu cinta mati sama kamu. Jangan minder gitu. Kamu cantik! Cantik banget. Apa sih yang bikin kamu sampai kepikiran segininya? Manda itu gak ada apa-apanya dibandingkan kamu. Jico gak mungkin juga suka sama dia. Cewek dengan lemak di mana-mana."

Manda, wanita 26 tahun yang sejak tadi mendengar kalimat jahat itu seketika mengepalkan tangannya. Niat hati datang ke rumah sahabatnya untuk meminta maaf karena Manda tidak sempat hadir di acara pernikahannya kemarin. Manda baru bisa balik ke tanah air pagi ini.

"Tapi Jico terus-terusan bahas Manda, Ma! Malam pertama sama aku aja dia berani bawa-bawa nama Manda! Katanya aku kurus. Coba kayak Manda, pasti cantik. Apa-apa Manda! Muak!"

Manda memejamkan mata mendengar nada murka sahabatnya. Kenapa ini jadi salahnya? Manda bahkan sudah 2 tahun tidak bertemu dengan wanita itu dan Jico. Kalau Manda tahu akan seperti ini, lebih baik ia menerima tawaran kerja yang disodorkan managernya.

Menatap ke sekeliling rumah, tidak ada siapa pun. Manda meletakkan paper bag yang ia bawa ke atas meja kecil di dekat sofa, lalu Manda pergi meninggalkan rumah sahabatnya dengan perasaan tak karuan.

Saat memasuki mobil, Manda mengirimi pesan pada sahabatnya. Semoga saja setelah ini ia tidak perlu berurusan apa pun lagi dengan wanita itu. Sudah sejak lama sebenarnya Manda tahu kalau ibu sahabatnya tidak menyukainya. Hanya karena Manda lahir di keluarga sederhana, lalu bisa kuliah dan menjadi model di usia muda, ibu sahabatnya semakin membenci dirinya.

"Selama gue gak minta makan sama mereka, gue gak pernah takut kehilangan siapa pun," ujar Manda sembari melajukan mobilnya meninggalkan kediaman sahabatnya.

Baru setengah perjalanan untuk kembali ke rumah, Manda menerima telepon dari managernya. Wanita 40 tahun itu mengabari Manda kalau ada perusahaan ternama yang ingin bekerja sama. Manda tidak punya alasan untuk menolak. Ia yang memutuskan kembali dan meninggalkan dunia model di luar negeri. Sudah seharusnya Manda mencari pekerjaan di sini.

"Oke, gue ke sana."

Rumah sederhana yang menjadi saksi Manda sejak kecil kini sudah ia sulap menjadi istana mewah nan megah. Orangtua dan adiknya tinggal di sana. Manda memberikan itu sebagai hadiah untuk orangtuanya. Meskipun semua limpahan kasih sayang itu tidak akan pernah bisa Manda tebus, tapi ia berusaha menyenangkan keduanya sebisa mungkin.

Manda juga membeli rumah untuknya sendiri. Menurut Manda ia harus memilikinya sebagai bentuk rasa terima kasih untuk diri sendiri karena sudah bekerja keras selama ini.

Tak menunggu lama, mobil mewah Manda tiba di sebuah hotel ternama. Ia masuk ke dalam lobi dan melihat managernya melambaikan tangan padanya. Manda melangkah dengan anggun diiringi dengan tatapan mata setiap orang yang berpapasan dengannya. Siapa yang tidak mengenal Manda.

Satu hal yang ia tunjukkan pada dunia, menjadi model tidak selalu harus kurus. Buktinya ia sukses dalam dunia modeling 5 tahun belakangan dengan bobot tubuhnya yang sering kali dibilang gendut oleh ibu sahabatnya.

"Kamar 345 ya."

Manda mengangguk saja. Ia mengikuti langkah managernya memasuki lift untuk menuju kamar 345 di lantai 10.

"Gue ditemenin, kan?" tanya Manda.

"Iyalah. Mana mungkin gue tinggal lo sendiri di sana. Bisa dipecat gue sama bos besar," balas sang manager yang membuat Manda tertawa.

***

Hampir 5 menit menunggu, Manda akhirnya bertemu dengan pemilik perusahaan yang akan bekerja sama dengannya. Senyum profesional Manda seketika lenyap begitu saja saat tahu siapa yang sedang melangkah ke arahnya.

SHORT STORY 2021 - 2022 (END)Where stories live. Discover now