Sincere Love (End)

43.1K 3.5K 127
                                    

Seperti yang Abel inginkan, hari ini ia resmi menjadi istri Nico. Akad nikah sudah usai sejak 2 jam yang lalu. Sekarang semua orang masih berada di bawah, sedang mengobrol dan bersenda gurau.

Abel berada di kamar. Akad nikah diadakan di kediaman ayah dan ibu tirinya. Ibu Abel dan suami barunya turut hadir juga menyaksikan acara sakral tersebut.

Nico belum naik sejak akad selesai. Pria itu masih berbaur dengan para tamu, sanak saudara dan rekan-rekan dari rumah sakit.

Abel menghela napas saat selesai mengunci kopernya. Semua barang sudah masuk ke dalam koper. Selama 6 bulan Abel akan meninggalkan tanah air. Semoga saja, setelah ia kembali ke sini nanti, Abel bisa menata hatinya.

Hidup bersama pria yang hatinya sudah bertahta wanita lain sangatlah sulit. Abel akui dirinya sungguh nekat. Abel tahu kebahagiaannya yang menjadi taruhan di sini.

Abel tidak menyesal. Menyelamatkan hubungan kakaknya dan mengorbankan perasaannya tidak akan menjadi masalah. Abel yang memilih jalannya begini.

Di lantai bawah, Nico mengernyit menatap kedua orangtuanya menjauh. Tanpa memperdulikan Ren yang terbahak bersama Dero, Nico mengikuti langkah kedua orangtuanya.

"Kenapa, Pi?" Suara ibu Nico terdengar bertanya penasaran.

"Mami udah bilang ke Nico alasan kenapa Abel yang jadi istrinya?"

Nico berdiri tak jauh dari kedua orangtuanya. Posisinya yang sedikit terlindungi oleh lemari besar membuat ia merasa aman untuk menguping.

"Gak usah, Pi. Mami yakin anak-anak bakal sama-sama paham ke depannya."

"Tapi anak-anak jaman sekarang berbeda, Mi. Yang Mami pertaruhkan masa depan Abel. Gadis itu sudah hancur sejak lama. Sejak orangtuanya berpisah. Kalau sampai dia gak bahagia sama Nico, Papi gak tahu harus naruh muka di mana."

"Mami tahu. Mami yakin Nico pasti bisa bikin Abel bahagia. Kita tunggu aja. Lagian, Nico udah kayak cemburu-cemburu gitu kok pas lihat Abel sama cowok lain," jelas ibu Nico.

'Cemburu? Gak mungkin!' sangkal batin Nico.

"Asal Mami tahu, Papi nemu ini di mobil Nico,"

"Foto... Naljja?"

Nico membeku. Foto Naljja? Kenapa ada di mobilnya? Nico tidak pernah menyimpan foto kakak iparnya itu. Yang benar saja.

"Gak mungkin, Pi. Nico gak mungkin simpan foto Naljja. Buat apa coba?"

"Mami yakin Nico gak sedang nipu kita?"

"Nipu gimana?"

"Bagaimana kalau ternyata Nico suka sama Naljja? Mami bisa bayangin gimana Abel nanti kalau tahu hal ini?"

"Ya, Tuhan. Gak mungkin, Pi. Mami yakin Nico gak mungkin..."

Nico menoleh kala mendengar suara tawa dan siulan beberapa pria. Ada Abel yang baru saja bergabung kembali di sana. Wanita itu sudah berganti pakaian dari kebaya menjadi dres biasa. Tapi tetap cantik.

"Papi curiga kenapa Abel mempercepat pernikahannya karena alasan sudah tahu tentang hal ini. Mami tahu, kan, gimana Abel sangat menyayangi Naljja. Kalau dia menikah dengan Nico, artinya Nico akan terikat dengannya dan gak punya kesempatan untuk mendekati Naljja."

"Jangan ngawur, Pi. Nico-"

"Mami sama Papi gak usah khawatir. Aku gak segila itu untuk merusak rumah tangga sahabatku. Dan... Foto itu bukan punyaku. Aku gak pernah nyimpan hal apa pun tentang Naljja. Soal hari ini, Papi benar. Abel udah tahu."

Ibu Nico tampak syok. Dia berjalan pelan ke arah Nico dan memegang kedua lengan putranya.

"Mas, bilang sama Mami kalau semuanya bohong. Kamu... Abel... Gak. Kamu gak boleh nyakitin Abel, Mas. Mami mohon. Jangan pernah sakitin Abel. Lihat Mami, Mas."

SHORT STORY 2021 - 2022 (END)Where stories live. Discover now