Tempting Enemy (2)

27.8K 3K 101
                                    

"Feeling gue gak pernah salah," ujar seorang laki-laki yang kini tengah menahan sakit di wajahnya.

"Jauhin Amber," katanya lagi.

Orang yang ia ajak bicara malah terkekeh geli. "Jauhin Amber? Lo yang harus jauhin dia," balas lawan bicaranya.

"Amber cewek gue!"

"Tapi dia punya gue," Mafi membalas dengan pandangan mengejek pada Tio, pacar Amber.

"Lo sejak awal tahu kalau Amber cewek gue, bangsat! Kenapa lo ganggu?! Masih banyak cewek lain. Lo tinggal pilih!"

"Gue maunya dia."

Mafi seperti sengaja mencari keributan dengan Tio. Laki-laki itu jelas mudah terpancing amarah. Mafi suka saat ia berhasil menyulut emosi Tio. Baginya sungguh menyenangkan.

"Mau sampai kapan lo bakal kayak gini, hah?! Dulu lo benci banget sama Amber."

Keduanya bertatapan dengan raut tak bersahabat. Banyak rasa kesal dan dendam yang Mafi rasakan setiap melihat wajah Tio.

"Gak cukup Widi aja yang jadi korban keegoisan lo?!"

Rahang Mafi mengeras. Ia tidak suka jika nama perempuan itu disebut lagi. Mafi benci mendengarnya.

"Diam lo!" desis Mafi.

"Kenapa? Tebakan gue bener? Lo jadiin Amber pengganti Widi? Lo cuma jadiin dia pelampiasan doang karena mirip sama Widi. Iya, kan?" Tio terkekeh.

Mafi menaikkan sebelah alisnya, lalu ikut terkekeh. Dia tahu kalau Tio hanya mencoba memancingnya untuk tersulut amarah. Mafi tidak akan masuk jebakan laki-laki itu.

"Kalau iya kenapa? Lo mau apa? Lagian, gue udah tahu cewek lo luar dalem. Kalau lo masih mau, silakan. Gue juga gak rugi," balas Mafi.

Tio melayangkan satu tinjunya ke wajah Mafi. Dia benci saat apa yang menjadi miliknya dimiliki juga oleh laki-laki sialan itu.

"Ini udah dua tahun. Dan lo gak tahu sama sekali kalau gue selingkuh sama dia? Bahkan kami sering nginap bareng. Ya... Lo tahulah apa yang terjadi," Mafi semakin semangat mengompori Tio yang kini kembali melayangkan kepalan tangannya ke wajah tampan Mafi.

Mereka tidak tahu ada Amber yang sejak tadi berdiri kaku mendengar kalimat-kalimat jahat dari bibir kedua laki-laki itu. Air mata Amber mengalir membasahi pipinya.

"Ternyata gue serendah itu," gumam Amber.

Langkah kaki Amber membawanya kembali ke ruang inap. Tadi ia hanya penasaran saja dengan apa yang terjadi antara 2 laki-laki tersebut. Ternyata, ada fakta pahit yang menyakitkan bagi Amber. Ia sadar kalau hatinya kini sudah diambil alih dengan kurang ajar oleh laki-laki seperti Mafi.

"Pelampiasan," Amber mengusap pipinya yang basah.

Ia meraih tas kemudian pergi dari sana dengan tergesa. Amber tidak mau lagi melihat 2 laki-laki itu. Semuanya berakhir. Amber menyerah dengan hubungannya bersama Tio ataupun Mafi.

"Mau ke mana?"

Amber tersentak kala lengannya ditahan oleh seseorang. Amber menoleh, ada Mafi yang berdiri di belakangnya dengan raut penasaran.

Meski wajahnya masih sakit karena Tio di kelas beberapa saat yang lalu, tapi Amber masih bisa menahannya. Sakitnya tidak sebanding dengan hatinya saat ini.

Amber menarik lengannya dengan paksa sehingga tangan Mafi terlepas. Kening laki-laki itu semakin berkerut menatap mata Amber yang memerah.

"Lo nangis?" tanyanya.

SHORT STORY 2021 - 2022 (END)Where stories live. Discover now