Cheesecake 2

19.9K 2.4K 33
                                    

Sejak insiden di ruang kepala sekolah kemarin, Oni tidak berani lagi menatap penuh kagum pada pria bernama Wolf itu. Setiap berpapasan dengan Wolf, Oni akan menunduk dan menahan napas.

Mungkin beberapa perempuan akan suka tantangan. Apalagi ini Wolf. Pria tampan yang mempunyai pesona luar biasa. Oni yakin, kalau yang ditawari bukan dirinya, pasti Wolf sudah punya simpanan saat ini.

"Oni, acara ulang tahun sekolah besok lo pakai baju apa?"

Oni mengangkat bahu dengan lesu. Sebelumnya Oni akan bersemangat untuk membahas penampilan seperti apa yang akan ia tunjukkan pada acara penting sekolah besok malam. Sayangnya, sasaran penampilan Oni besok tidak lagi ada. Wolf sudah masuk daftar hitam dan harus Oni hindari.

"Gue mau izin gak ikut aja deh," jawab Oni.

"Ih, kenapa?!"

Perempuan di sebelah Oni jelas tidak terima jika sahabatnya tidak ikut meramaikan acara party sekolah itu. Ia pasti akan sangat kesepian tanpa Oni.

"Lo enak ada cowok, lah gue?"

"Terima si Deki aja sih buat malam besok doang. Habis itu lo putusin," saran sahabat Oni.

"Gak lah. Males. Ribet."

Oni melangkah menuju kelas. Andai saja ia mudah menerima lawan jenis menjadi kekasihnya, Oni yakin saat ini mantannya akan ada di mana-mana.

"Oni, lo dipanggil kepsek ke ruangannya," ujar seorang murid perempuan yang duduk paling depan.

Oni mengerutkan kening. Ia dipanggil Wolf ke ruangannya? Oni tidak merasa melakukan kesalahan apa pun. Kenapa Wolf memanggilnya?

Dengan langkah pelan dan kepala yang dipenuhi tanda tanya untuk alasan apa Wolf memanggilnya, Oni mendekati ruangan kepala sekolah. Ia mengetuk pintu dan masuk saat seruan di dalam sana terdengar menyahut.

"Bapak mencari saya?"

Wolf mengangguk dan menyuruh Oni untuk duduk. "Orangtua kamu menjadi donatur utama sekarang. Mereka ingin membangun klinik khusus untuk kamu. Tujuan saya memanggil kamu ke sini adalah untuk menentukan lokasi yang kamu inginkan."

"Maksud Bapak?"

"Kamu ingin klinik pribadi kamu itu dibangun di mana? Lokasi kosong saat ini ada dua. Di sebelah gudang atau di belakang kantor saya," jelas Wolf.

Oni sontak membayangkan sebuah klinik berada di dekat gudang. Oni bergidik sendiri. Lokasi di gudang memang sedikit dingin karena banyak pepohonan. Tapi Oni tidak suka di sana karena anak-anak nakal sering merokok di gudang.

"Orangtua kamu minta di belakang kantor saya saja. Menurut saya oke karena jaraknya dengan gedung kamu belajar cukup dekat."

Oni mengangguk. Wolf benar. "Di situ saja kalau begitu," balas Oni.

"Baik. Saya akan konfirmasi ulang ke orangtua kamu dan pembangunan akan segera dilakukan."

Oni mengangguk lagi. Ia beranjak dari duduknya dan siap untuk melangkah pergi ketika Wolf kembali bersuara.

"Tawaran saya kemarin masih berlaku kalau kamu mau."

Jantung Oni seketika berdebar tak beraturan. Ia mengerjap sembari menatap wajah tampan Wolf yang begitu sempurna di matanya.

"Makasih, Pak, tapi saya lebih tertarik jika Bapak menawarkan jadi istri ketimbang simpanan."

Wolf seketika tersenyum miring. "Istri, hm?"

Oni meremas rok pendek yang ia kenakan saat Wolf beranjak mendekatinya yang masih berdiri mematung.

"Saya butuhnya simpanan yang bisa memuaskan saya kapanpun dan di manapun." Wolf berbisik sensual di telinga Oni.

"P--Pak," Oni tergagap saat telapak tangan Wolf dengan berani menyentuh pinggang rampingnya.

"Kalau kamu mau, jangankan klinik pribadi, sekolah pribadi saya bangun buat kamu," lanjut Wolf.

***

Maaf banget guys😭

Pengiriman PDF vol.1 2022 dalam minggu ini ya. Aku udah infoin beberapa kali di IG dan WA. Mungkin ada yg belum tahu.

Yang udah langganan dari lama pasti tahu aku gak bakal lupa kok. Cuma akhir-akhir ini emang 24 jam sehari itu gak cukup rasanya😭 ditambah lagi adegan anuh+++ yg aku tulus kurang bikin beceks😭 ew💆🏻‍♀

Sabar ya💦

SHORT STORY 2021 - 2022 (END)Where stories live. Discover now