Hot Lecturer (2)

28K 2.1K 35
                                    

Lily masih tidak percaya pada apa yang Saka katakan. Bahkan ketika kini ia dan pria itu duduk berduaan di dalam apartemen Saka, Lily masih mencerna semuanya.

"Tapi, Pak," Lily duduk menghadap Saka yang tampak tenang menatap layar televisi. Mereka sedang menunggu ibu Saka yang katanya sudah di perjalanan ingin ke sini.

"Kenapa pas Davin nikah Bapak gak ada? Cuma Pak Rexa dan--"

"Saya datang cuma untuk sesi foto keluarga. Kamu sudah pulang waktu itu," balas Saka.

Benar. Lily datang hanya untuk menghargai Willy yang memintanya. Hanya 1 jam bertahan, setelahnya Lily pamit undur diri karena sesak melihat kebahagiaan orang-orang di sana sedangkan ia seorang diri.

"Saya dan ayah Davin sejak dulu kurang cocok. Dia tambah marah saat saya menolak untuk mengambil alih dan mengurus kampus."

Saka menoleh pada Lily yang menatap serius padanya. Saka ikut memiringkan sedikit tubuhnya, lalu mengulurkan tangan untuk menyingkirkan rambut Lily di pipi wanita itu. Ia selipkan ke belakang telinga Lily agar bisa melihat wajah cantik wanita tersebut.

"Saya gak bisa bohong soal syarat untuk menikahi kamu adalah mengambil alih kampus sepenuhnya. Kalau saya gak mau, Rexa yang akan bersedia menikahi kamu."

Lily sontak menepis tangan Saka yang mengelus pipinya. "Apa saya bisa digilir semudah itu?" tanyanya dengan kesal.

Saka tersenyum tipis. Ia meraih sebelah tangan Lily, lalu menggenggamnya. Ibu jari pria itu mengelus lembut punggung tangan Lily yang terasa dingin.

"Karena saya gak mau kehilangan kamu, makanya saya setuju untuk syaratnya, Lily. Kamu kira mudah buat pria dewasa seperti saya berpindah hati setelah tahun-tahun berganti?"

Lily menelan ludah. Dari kantor Saka tadi, lalu sampai ke apartemennya, Lily tidak berhenti bertanya pada Saka selama di perjalanan. Ia menanyai kenapa pria yang digilai mahasiswi kampus itu malah menyukainya. Lily kira Saka bercanda dan hanya mempermainkannya. Tapi saat tahu pria itu sudah menaruh hati sejak lama, Lily merasa tersentil.

Karena terlalu fokus pada hidupnya yang menyedihkan, Lily sampai tidak tahu ada pria yang menyukainya setulus Saka. Dan hal yang membuatnya sempat malu adalah Saka tahu jika Lily pernah menjadi stalker untuk mengetahui semua tentang Saka.

"Tapi, gimana kalau nanti Bapak bosan dengan saya, lalu..." Lily menelan ludah karena tidak sanggup melanjutkan kalimatnya.

"Ketika saya berjanji di hadapan Tuhan sambil menyebut nama kamu, saat itu juga saya serahkan seluruh hati dan hidup saya hanya untuk kamu. Kamu satu-satunya dan akan tetap menjadi satu-satunya wanita yang saya cintai sampai mati. Gak akan ada orang lain yang bisa masuk selagi kita gak kasih cela."

Lily tahu pemikiran Saka sangat dewasa. Setiap pria itu mengajar, pesonanya tidak main-main. Lily juga tidak heran kenapa begitu banyak mahasiswi yang memimpikan Saka menjadi milik mereka. Lily pun sama.

Kecupan di punggung tangannya membuat Lily mengerjap. Ia sempat melamun dan tidak melihat Saka membawa tangannya ke bibir pria itu.

"Besok temani saya ketemu ayah kamu," pinta Saka.

Saka tahu hubungan Lily dan ayahnya merenggang semenjak pria itu masuk jeruji besi. Beberapa kali Saka menanyai hubungan keduanya kepada Willy yang jelas lebih tahu kondisi Lily dan sang ayah.

Saka hanya ingin Lily hidup tenang tanpa penyesalan nantinya. Sebisa mungkin ia akan membahagiakan Lily. Tapi Saka juga ingin Lily memaafkan semua hal di masa lalu agar bisa melanjutkan masa depan bersamanya.

Lily menyandarkan punggungnya dengan mata mengerjap bingung menatap Saka yang kini mendekatkan wajah. Hembusan napas hangat pria itu membuat Lily spontan memejamkan mata. Ia menahan napas kala merasakan bibirnya bersentuhan dengan sesuatu yang lembut.

SHORT STORY 2021 - 2022 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang