Not Perfect Love

41.9K 3.2K 94
                                    

Hujan tiba-tiba saja mengguyur bumi setelah beberapa saat diterangi cahaya mentari. Bahkan kini hujan seolah tidak ingin berhenti. Derasnya semakin menjadi.

Langkah kaki beberapa orang yang tadi sempat keluar dari sebuah gedung perusahaan raksasa kembali berputar untuk masuk lagi. Mereka memilih untuk tetap berada di dalam menunggu hujan reda.

"Tik, lo serius gak mau nebeng bareng kita?"

"Gak usah. Gue udah mesen taksi kok."

"Oke. Hati-hati. Kita duluan ya,"

Dua wanita berlalu memasuki lift yang akan membawa mereka ke parkiran bawah tanah. Sedangkan 1 wanita lagi tetap berjalan menuju sebuah ruangan bertuliskan CEO.

Latika. Wanita 27 tahun yang sudah bekerja hampir 3 tahun di perusahaan raksasa tersebut menghela napas panjang sebelum memberanikan diri mengetuk pintu di depannya.

"Masuk!"

Latika mendorong pintu di depannya, lalu melangkah masuk dengan anggun. Kepalanya menunduk sopan sebentar pada seseorang yang duduk di kursi kebesarannya, di balik meja kerja mewah di depan Latika.

"Ada yang bisa saya bantu, Bu?" tanya Latika.

"Saya mau kamu ikutin suami saya malam ini. Saya curiga dia sedang menjalin hubungan dengan wanita di luar sana."

Latika mengangguk tegas. "Baik, Bu," katanya.

Usiran halus dari tangan wanita di depannya membuat Latika mundur perlahan dan keluar dari ruangan tersebut.

"Nyusahin mulu tuh betina," keluhnya lelah dengan sikap sang bos.

Latika meraih ponsel pintarnya. Ia mengirimkan pesan pada kekasihnya untuk mengabari kalau malam ia sudah selesai bekerja dan akan segera turun.

Latika tidak menunggu balasan dari pesannya. Kakinya melangkah menuju lift yang tadi dimasuki oleh kedua sahabatnya. Benda kotak itu membawa Latika ke tempat yang sama dengan tujuan parkiran bawah tanah.

Kaki jenjang Latika yang dibalut heels hitam itu melangkah mendekati salah satu mobil mewah di sudut parkiran.

"Aku mau satu pelepasan dulu sebelum kita pergi," ucap seseorang yang telah menunggu Latika sekitar 30 menit di dalam mobil.

"Di sini?" tanya Latika memastikan.

"Hm."

Latika tahu tidak ada yang bisa ia lakukan selain menuruti kemauan lawan bicaranya. Tangan Latika kini membuka kancing kemeja yang melekat di tubuhnya. Sedangkan pria di sebelahnya menurunkan sandaran kursi yang ia duduki.

"Tapi Bu Sasa masih di atas," kata Latika sembari beranjak untuk duduk di atas pangkuan pria itu.

"Kalau perlu dia melihat langsung kita bercinta di sini," balas pria itu.

Latika menggigit bibir. Pria di bawahnya sekarang jelas tidak main-main dengan ucapannya.

"Dia menyuruhmu apa lagi?"

"Mengikuti suaminya," bisik Latika.

Pria itu tersenyum miring mendengarnya. Wanita bernama Sasa benar-benar tak tahu malu. Menyuruh Latika menjadi penguntit? Sasa salah besar. Latika tidak akan ia biarkan menjadi budak Wanita gila itu.

"Setelah ini kemasi barang-barang di apartemen dan pindah ke rumah baru kita," bisik pria itu.

Latika mengerjap. Pindah? Rumah baru?

"Mas..."

"Masukin," titah pria yang Latika panggil 'Mas' tersebut dengan suara seraknya.

Latika mengangkat sedikit bokongnya agar bisa membuka risleting celana kerja pria di bawahnya.

SHORT STORY 2021 - 2022 (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora